Pada Jumat, 13 Mei 2016, seorang gadis bernama Enno Farihah ditemukan tewas di kamarnya. Gadis malang ini tewas dibunuh oleh tiga pria menggunakan cangkul yang dimasukkan ke kemaluannya. Kejadian tragis yang menimpa Enno tentu melukai nilai kemanusiaan dan nalar manusia.
Sidang hukum kembali digelar hari Kamis (9/6) di Pengadilan Negeri Tangerang. Lalu bagaimana perkembangan sidang kasus pembunuhan Enno Farihah?
Kuasa hukum terdakwa, Rahmat Alim (RAL), Alfan Sari mengatakan bahwa salah satu saksi dari tujuh orang yang dihadirkan jaksa penuntut umum pada hari pertama, Yahya Zaidi menyebutkan bahwa terdakwa dan korban pernah berboncengan. Akan tetapi saksi lainnya yang dihadirkan dari pihak sekolah mengatakan RAL tidak bisa mengendarai motor.
Saksi lainnya mengatakan bahwa terdakwa merupakan salah satu santri teladan dan murid berprestasi di bidang akademik. Hal ini dibuktikan dengan adanya sertifikat yang dimiliki oleh terdakwa.
Alfan menyangkal RAL ada di dalam kos Enno ketika peristiwa tersebut terjadi. Dia menyebut barang bukti berupa handphone Enno yang ada di tangan RAL ketika ditemukan polisi adalah handphone yang dibeli melalui teman RAL bernama Dimas.
Seberapa hebatnya RAL menyangkal, polisi sudah mempunyai alat bukti berupa air liur yang identik dengan tubuh pelaku dan sidik jarinya yang menempel. Jadi apabila pelaku mengatakan dia tidak di tempat, pelaku dipersilahkan beralibi dan nanti akan dibuktikan mana pembuktian yang lebih kuat.
Hari ini saksi yang akan hadir adalah kepala sekolah dan beberapa gurunya terdakwa RAL. Mereka dihadirkan untuk memberikan keterangan terkait RAL yang dikatakan terakhir sempat membonceng Enno sebelum ditemukan tewas di mess kantornya.