Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kampanye di Dumai, Anies Klaim Massa yang Hadir Tak Dibayar

Capres nomor urut satu, Anies Baswedan ketika berkampanye di Dumai, Riau pada 27 Januari 2024. (IDN Times/Santi Dewi)

Jakarta, IDN Times - Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan memulai kampanye di Dumai, Riau pada Sabtu (27/1/2024) di sore hari. Ia baru tiba di lokasi kampanye di Taman Bukit Gelanggang, Dumai sekitar pukul 17.10 WIB. Hal itu lantaran usai mendarat di Pekanbaru, Anies masih harus menempuh perjalanan selama 2 jam lewat jalur darat.

Massa mengaku sudah menantikan Anies sejak pukul 13.00 WIB. Maka tak heran saat Anies tiba di lokasi, massa langsung menyemut mendekati mobil mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Dalam orasinya yang hampir berlangsung selama 30 menit, Anies mengklaim ribuan massa yang hadir di Taman Bukit Gelanggang bukit karena mendapat bayaran. Mereka datang secara sukarela karena sepakat ingin membuat perubahan.

"Yang berkumpul di sini bukan karena orang-orang bayaran. Tapi, karena keyakinan bahwa lewat perjuangan rakyat kebanyakan akan terjadi lah kemakmuran dan keadilan," tutur dia lagi.

1. Anies sebut Riau kaya sumber daya alam tapi warganya tidak sejahtera

Capres nomor urut satu, Anies Baswedan ketika berkampanye di Dumai, Riau pada 27 Januari 2024. (IDN Times/Santi Dewi)

Lebih lanjut, Anies menyebut sudah banyak terjadi ketidakadilan di Bumi Lancang Kuning. Sebab, tanah di Riau kaya sumber daya alam tapi rakyatnya justru tidak sejahtera.

"Biaya hidupnya tinggi, beras tinggi, kebutuhan pokok harganya mahal. Sementara petaninya hidup dalam kemiskinan," kata Anies.

Ia juga menambahkan tindak korupsi semakin meluas dan merajalela di mana-mana. Belum lagi pemegang kekuasaan justru menekuk dan mengubah aturan hukum. 

"Kita ingin melakukan perubahan, mengembalikan negeri ini menjadi negeri hukum. Bukan negeri kekuasaan. Negeri kekuasaan artinya hukum ditekak-tekuk dan diubah oleh penguasa," ujarnya lagi.

Sedangkan, di negara hukum, justru penguasa lah yang diatur oleh hukum. "Agar penguasa dikendalikan oleh hukum maka korupsi harus diperangi hingga tuntas," kata dia.

2. Anies juga kenang kesuksesan program Indonesia Mengajar

Anies Baswedan (IDN Times/Muhammad Iqbal)

Dalam orasinya, Anies juga mengenang kembali momen program Indonesia Mengajar. Program tersebut diinisiasi Anies sebelum ia menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Melalui program tersebut, Anies mengirimkan anak-anak muda ke daerah terpencil untuk menjadi tenaga pengajar. Tujuannya agar tidak terjadi ketimpangan pendidikan.

Hasilnya anak hasil didikan tenaga pengajar program Indonesia Mengajar berhasil menembus olimpiade sains di tingkat nasional. Anak bernama Asro itu bermukim di Pulau Rupat, Riau. 

"Jadi, 14 tahun yang lalu kami mengirimkan guru-guru ke Pulau Rupat di Kabupaten Bengkalis. Sebuah pulau yang jaraknya amat jauh dan lebih dekat dengan daratan Malaysia. Mereka kekurangan guru dan jauh dari kemajuan," ujar Anies. 

"Ketika guru-guru kami datang ke sana, menemukan kenyataan yang luar biasa. Apa itu? Potensinya besar. Mereka punya kemampuan tetapi tidak diberikan kesempatan. Begitu diberi kesempatan, mereka ikut Olimpiade sampai ke tingkat nasional," tutur dia lagi. 

3. Anies berencana bawa program Indonesia Mengajar ke tingkat nasional

Capres nomor urut satu, Anies Baswedan ketika berkampanye di Padang, Sumatera Barat. (IDN Times/Santi Dewi)

Lebih lanjut, bila ia terpilih menjadi presiden di pemilu 2024, maka Anies berjanji bakal meneruskan perjuangan yang sudah dirintis sejak 14 tahun yang lalu. "Jadi, saya berdiri di sini menyampaikan gagasan-gagasan pertanian, kita perlu gagasan yang menyetarakan dan kebijakan yang berkeadilan. Bukan karena hari ini saya menjadi capres tetapi ini meneruskan apa yang sudah saya perjuangkan belasan tahun lalu di berbagai tempat di seluruh Indonesia," kata dia. 

Ia pun menyebut program Indonesia Mengajar saat ini masih tetap berjalan. Namun, seandainya ia terpilih menjadi RI-1, program tersebut bakal ia bawa ke level nasional. 

"Supaya ada kesetaraan kesempatan karena potensi anak-anak muda itu besar," tutur dia lagi. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Anata Siregar
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us