Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
39CBDFCD-0A47-4FD0-A47F-DBC1F5231A45.jpeg
Kapolri Jendral Listyo Sigit di Gudang Bulog, Jakarta Utara, Kamis (14/8/2025). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Intinya sih...

  • Kapolri memastikan memfasilitasi aspirasi masyarakat

  • Sebanyak 64 orang terluka

  • Alasan polisi tembakkan gas air mata

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, meminta anggotanya untuk mendalami pelaku yang diduga melakukan provokasi sehingga demo di depan Kantor Bupati Pati berujung ricuh.

Hal itu ia sampaikan saat meninjau Gudang Bulog, Jakarta Utara, Kamis (14/5/2025).

"Mungkin karena kemarin juga ada kegiatan-kegiatan pembakaran dan sebagainya saya minta untuk jajaran mendalami terkait dengan hal-hal yang tentunya tidak kita inginkan itu terjadi di lapangan," kata Sigit.

1. Kapolri memastikan memfasilitasi aspirasi masyarakat

Personel Propam memeriksa badan seluruh polisi yang terlibat pengamanan demo Kantor Bupati Pati Sudewo. (IDN Times/Dok Humas Polda Jateng).

Sigit menegaskan Polri bakal memfasilitasi tiap penyampaian aspirasi oleh masyarakat. Asalkan, penyampaian aspirasi dilakukan secara tertib tanpa melakukan tindakan anarkis.

"Karena Polri tidak akan menghalangi. Kita bahkan memfasilitasi, kita bahkan membantu melakukan mediasi. Oleh karena itu manfaatkan saluran dan aturan Undang-Undang yang ada dengan baik," ucap dia.

2. Sebanyak 64 orang terluka

Suasana ruas Alun-alun Pati pasca demo. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati pada Rabu (13/8/2025) berujung ricuh. Akibatnya, sebanyak 64 orang mengalami luka-luka. Dinas Kesehatan Kabupaten Pati memastikan hingga saat ini tidak ada korban meninggal dunia.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, Lucky Pratugas Nasrimo, menjelaskan, para korban menjalani perawatan di beberapa fasilitas kesehatan.

“Pasien yang dirawat di RSUD RAA Soewondo ada 40 orang, Klinik Marga Husada empat orang, Klinik Pratama PMI satu orang, RS Keluarga Sehat tujuh orang, dan 12 orang mendapat perawatan di tempat,” kata Lucky dilansir Antara.

Menurutnya, sebagian besar korban hanya perlu rawat jalan, sementara enam orang dirawat inap. Selebihnya menjalani observasi medis.

Kabar adanya korban meninggal sempat beredar di media sosial, namun dibantah tegas pihak kepolisian. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menuturkan hasil penelusuran aparat hingga Rabu (13/8/2025) sore menunjukkan nihil korban jiwa.

“Tidak ada korban meninggal dunia,” tegasnya.

3. Alasan polisi tembakkan gas air mata

Suasana pusat alun-alun Pati pasca kerusuhan demo kantor bupati. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Artanto juga menjelaskan alasan polisi sempat menembakkan gas air mata. Hal itu dilakukan lantaran situasi di lokasi demo sudah tak kondusif.

"Kelompok anarkis melakukan aksi dengan melakukan pelemparan dengan batu, genteng, botol, air mineral, benda-benda keras yang mengakibatkan situasi tidak kondusif lagi, dan mereka melakukan membakar-bakar, perusakan dan sebagainya," kata Artanto saat dihubungi, Rabu (13/8/2025).

Artanto menyebut aksi demo itu mulanya berjalan dengan damai dan tertib sejak pagi hari. Namun, sekitar pukul 10.30 WIB, situasi berubah lantaran ada massa penyusup dalam aksi demo tersebut.

"Pada kurang lebih jam setengah 11 situasi berubah karena ada penyusup, provokator yang langsung melakukan pelemparan-pelemparan itu. Dan situasi itu berubah jadinya, adanya kelompok lain, penyusup lain yang merusak suasana," ucap dia.

Editorial Team