Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen TNI Freddy Ardianzah mengatakan, promosi dan rotasi di tubuh TNI sudah menerapkan prinsip meritokrasi. Ia mencontohkan yang terjadi di Pusat Penerangan Mabes TNI, Cilangkap.
"Beberapa kali pimpinan TNI termasuk saya, itu masuk hitungan junior. Sebelumnya Kapuspen (Kepala Pusat Penerangan) (lulusan akademi militer) leting 89 (Nugraha Gumilar), kemudian diganti leting 91 (Hariyanto), kemudian ke leting 97 (Kristomei Sianturi). Nah, dari leting 91 ke 97 (menjadi Kapuspen), itu kan jaraknya jauh sekali," ujar Freddy di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (9/10/2025).
"Itu ada enam leting, enam angkatan yang dilalui dari leting 91 ke leting 97 (ketika menjabat Kapuspen). Itu kan berarti menunjukkan bahwa Bapak Panglima TNI sudah menerapkan itu," imbuhnya.
Freddy sendiri merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1998. Ia kini sudah menyandang jenderal bintang dua.
"Jadi, dari Pak Kristomei (Kapuspen) baru ke saya. Jadi, dari leting 89 ke leting 91 lalu ke leting 97. Berarti kan Bapak Panglima TNI sudah menerapkan itu (meritokrasi)," katanya.
Pernyataan itu disampaikan Freddy ketika ditanya mengenai instruksi Presiden Prabowo Subianto kepada pimpinan TNI agar tak hanya mengedapankan senioritas dalam menentukan promosi dan mutasi di institusi militer tersebut. Prabowo meminta agar mengutamakan keteladanan, prestasi dan cinta Tanah Air.