Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(Dokumentasi Kemhan)
Motif baru dalam seragam prajurit TNI yang akan dipakai serentak pada HUT ke-80 5 Oktober. (Dokumentasi Kemhan)

Intinya sih...

  • Mabes TNI tak melibatkan Komisi I DPR dalam perubahan motif loreng seragam

  • Motif pakaian dinas baru TNI lebih cerah dibandingkan motif malvinas

  • Seragam baru TNI diproduksi oleh PT Gajah Mitra Paragon Garment Bandung

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI Freddy Ardianzah mengakui belum semua prajurit TNI mendapatkan seragam baru dengan motif loreng sage green. Seragam baru itu, kata Freddy, diutamakan bagi prajurit yang hadir di HUT ke-80 TNI di Monas. Tetapi, ke depan semua prajurit TNI akan mengenakan seragam baru tersebut.

"Itu kan sudah menjadi sebuah keputusan dari Panglima TNI dan menjadi pakaian dinas lapangan terbaru dari TNI. Maka, ke depan akan didistribusikan," ujar Freddy ketika menjawab pertanyaan IDN Times di Mabes TNI, Jakarta Timur pada Kamis (9/10/2025).

Itu sebabnya belum semua prajurit terlihat mengenakan pakaian dinas lapangan (PDL) dengan motif loreng sage green itu. Masih banyak yang mengenakan seragam dinas dengan motif loreng malvinas. Bahkan, ketika parade pasukan, personel dari satuan Kopassus TNI masih mengenakan pakaian dinas lapangan (PDL) khas Kopassus yakni loreng darah.

1. Mabes TNI akui tak libatkan Komisi I DPR dalam perubahan motif loreng seragam

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah (memegang mikrofon) ketika di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. (IDN Times/Santi Dewi)

Freddy mengakui dalam penentuan motif loreng baru seragam TNI, Mabes TNI tidak ikut melibatkan Komisi I DPR. Ia mengatakan pembahasan mengenai motif loreng baru pada seragam TNI hanya dilakukan di internal sendiri.

"Mungkin itu nantinya akan menjadi koreksi buat kami bahwa semua pihak bisa memberikan saran dan masukan. Tapi, memang pembahasan itu (motif loreng baru) ada di tataran internal TNI terkait dengan loreng baru PDL," ujar jenderal bintang dua itu.

Ia meyakini semua pihak ingin memberikan masukan yang terbaik bagi TNI supaya institusi militer itu tampil prima.

2. Motif pakaian dinas baru TNI lebih cerah dibandingkan motif malvinas

Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto (tengah), Wakil Panglima TNI, Jenderal Tandyo Budi Revita (kiri belakang) dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak (kanan belakang) mengenakan seragam baru TNI. (Dokumentasi Kemhan)

PDL baru TNI itu dikenalkan kali pertama ketika Wakil Panglima TNI, Jenderal Tandyo Budi Revita mengenakannya untuk menghadiri acara di Kementerian Pertahanan pada 1 Oktober 2025 lalu. PDL yang dikenakan oleh Tandyo memiliki warna hijau lebih cerah dibandingkan loreng malvinas yang selama ini menjadi motif pakaian TNI. Warna dan motif PDL baru TNI menyerupai seragam bertempur milik militer Amerika Serikat (AS).

"Iya (ada perubahan PDL). Sebelumnya sudah ada keputusan dari Bapak Panglima. Kami pakai ini bersama Pak Wakasad," ujar Tandyo.

IDN Times sempat menanyakan makna di balik motif baru pakaian dinas lapangan yang dikenakan serentak pada 5 Oktober 2025 itu. Tandyo mengatakan, motif loreng yang selama ini menjadi ciri khas pakaian dinas TNI disebut malvinas dan sudah dipakai sejak 1982.

"Sekarang kan namanya loreng malvinas. Itu sudah lama dipakai sejak 1982. Kalau yang kedua, bila prajurit masuk ke hutan dan sebagainya lebih tersamarkan," kata dia.

3. Seragam baru TNI diproduksi oleh PT Gajah Mitra Paragon Garment Bandung

Tampak depan kantor PT Gajah Mitra Paragon Garment yang memproduksi seragam dengan motif baru TNI. (Dokumentasi PT Gajah Mitra Paragon)

Berdasarkan informasi yang IDN Times peroleh, seragam tersebut diproduksi oleh PT Gajah Mitra Paragon yang berlokasi di Bandung. Anggaran pengadaan seragam tersebut diambil dari Kementerian Pertahanan.

"DPL produksi PT Gajah Mitra Paragon Bandung," ujar seorang perwira tinggi TNI yang dihubungi melalui pesan pendek pada Selasa, 7 Oktober 2025 lalu.

Kementerian Pertahanan tidak mengonfirmasi nama perusahaan yang membuat seragam baru TNI. Mereka hanya menyebut seragam tersebut buatan perusahaan dalam negeri.

"(Seragam) produksi lokal, perusahaan di dalam negeri," ujar Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang kepada IDN Times pada Selasa kemarin.

Berdasarkan situs resmi yang diakses, PT Gajah Mitra Paragon didirikan pada 2015 di Bandung, Jawa Barat. Perusahaan Gajah Mitra Paragon bergerak di bidang tekstil dan pakaian jadi nomor satu di Indonesia. Ia merupakan anak usaha dari PT Gajah Angkasa Perkasa.

Editorial Team