Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kata Kemhan Terkait Pengadaan Seragam Sage Green TNI

Seragam baru TNI
Presiden Prabowo Subianto memberikan tanda kehormatan Bintang Yudha Dharma Pratama dan Samkaryanugraha untuk Anggota TNI di Parade Kapal Perang pada Kamis (2/10/2025). (YouTube.com/Sekretariat Presiden)
Intinya sih...
  • Anggota Komisi I TB Hasanuddin pastikan tidak ada penambahan anggaran TNI
  • Pemilihan warna seragam baru TNI melalui riset dan tidak sembarangan
  • Seragam baru TNI cocok digunakan dalam misi operasi PBB
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tentara Nasional Indonesia (TNI) kini punya wajah baru, setelah resmi memamerkan seragam baru pakaian dinas lapangan (PDL) pada momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 TNI. Motif seragam TNI beralih dari loreng malvinas ke sage green.

Dalam peringatan HUT ke-80 TNI di Monas pada Minggu, 5 Oktober 2025, Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto dan tiga kepala staf angkatan mengenakan PDL tersebut. Sejumlah purnawirawan jenderal dan beberapa pejabat yang hadir juga kompak memakai seragam baru itu.

Seragam baru TNI diproduksi pabrik garmen lokal asal Bandung, Jawa Barat, PT Gajah Mitra Paragon (anak perusahaan) dan PT Gajah Angkasa Perkasa (induk perusahaan).

PT Gajah Angkasa Perkasa merupakan pembuat kain yang menjadi bahan dasar pakaian TNI tersebut. Pengadaan barang untuk seragam baru TNI ini dilakukan PT Gajah Mitra Paragon. Kemudian bahan utama kain tersebut didapat dari PT Gajah Angkasa Perkasa.

"Kalau yang tender itu Paragon, tapi kainnya kita yang bikin (PT Gajah Angkasa Perkasa)," ungkap salah seorang karyawan perusahaan tersebut.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) enggan menjelaskan detail proses pengadaan seragam baru TNI tersebut. Karena pengadaan PDL baru ini termasuk dalam informasi yang dikecualikan.

"Mohon maaf, info yang ditanyakan masuk pada informasi yang diperkecualikan," kata Kepala Biro (Karo) Infohan Setjen Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang saat dihubungi, Rabu (8/10/2025).

1. Komisi I DPR RI pastikan tidak ada penambahan anggaran

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI M Tonny Harjono
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI M Tonny Harjono memberikan apresiasi kepada Tim Demo Udara pada Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 TNI yang tampil memukau (dok. Dispenau)

Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin mengatakan, anggaran seragam baru TNI tidak pernah dibahas detail dalam rapat Komisi I DPR RI bersama TNI. Rencana pengadaan seragam baru tersebut juga tidak dibahas spesifik, termasuk perubahan warna dan vendor yang ditunjuk Mabes TNI.

"Ndak... kami tidak sampai bicara dengan korporasi mana itu urusan Mabes TNI," kata TB Hasanuddin saat dihubungi, Selasa (7/10/2025).

Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK), pembahasan anggaran DPR RI dengan mitra kerja, termasuk TNI, dilakukan secara keseluruhan. Komisi I hanya mengetahui kebutuhan seragam TNI setiap tahuannya adalah dua setel.

"Nah, soal pengadaan itu gelondongan saja. Sesuai dengan keputusan MK, DPR itu tidak berbicara satuan dua, satuan tiga, satuan satu saja anggarannya saja. Gelondongan," kata dia.

Menurut Hasanuddin, tidak ada penambahan anggaran untuk pengadaan seragam baru TNI. Karena pengadaan seragam ini merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari.

"Kami tidak detail bajunya seperti apa, semeter berapa (harganya), warnanya apa, gak gitu. Kami melihat bahwa kebutuhan TNI satu tahun dua seragam, dua baju PDL. Ya sudah dibeli dua baju PDL cuma warnanya berbeda. Jadi sebetulnya tidak ada penambahan anggaran," kata purnawirawan TNI itu.

2. Pemilihan warna seragam baru TNI melalui riset

Prajurit TNI
Ilustrasi prajurit Kostrad ketika HUT ke-80 TNI di Monas pada 5 Oktober 2025. (IDN Times/Santi Dewi)

TB Hasanuddin menilai, pemilihan seragam baru TNI berwarna sage green didapatkan berdasarkan hasil riset untuk keperluan kamuflase di medan tempur.

"No. Bukan soal suka dan tidak itu sesuai dengan hasil riset TNI mana yang paling cocok dari sisi kamuflase. Karena baju yang kemarin sejak saya bertugas pun sudah pakai loreng itu," kata dia.

Politikus senior PDIP itu pun tidak masalah dengan motif dan warna PDL baru TNI. Prajurit mendapat jatah dua setel seragam setiap tahunnya.

"Menurut saya tidak ada masalah. Kan setiap tahun prajurit TNI dapat baju loreng itu dua setel setahun. Ya udah tinggal ganti warna. Harganya sama kan gak berubah," kata dia.

3. Cocok digunakan dalam misi operasi PBB

Prajurit TNI
Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mengikuti defile pasukan saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025). (ANTARA FOTO/Fauzan)

TB Hasanuddin menilai, seragam baru TNI cocok digunakan dalam misi operasi PBB. Karena PDL lama TNI terlalu hijau untuk digunakan dalam misi-misi internasional. Semua pakaian tempur TNI menyesuaikan dengan medan lapangan.

Dia mengatakan, proses produksi seragam TNI tidak dilakukan sembarangan, tapi melalui kajian yang mendalam.

"Mungkin yang sekarang ini bisa dipakai untuk kepentingan, misalnya operasi ke misi PBB. Di misi PBB baju kita yang lama terlalu hijau. Sekarang mungkin warnanya cocok bisa di dalam negeri maupun di misi misi PBB," kata TB Hasanuddin.

Share
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us

Latest in News

See More

Dukung Rencana Pembentukan Dana Abadi Banyuwangi, Mendagri Tito: Bisa Jadi Buffer Zone

08 Okt 2025, 23:45 WIBNews