Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Unsplash/@davidsonluna

Jakarta, IDN Times - Bebeberapa waktu lalu, kasus bunuh diri yang terjadi di Solo, Jawa Tengah, menjadi pembicaraan hangat di masyarakat. Nama komunitas Into The Light yang merupakan Suicide Prevention Community ikut terseret lantaran korban diketahui sempat menggunakan Twibbon yang merupakan karya dari Into The Light.

IDN Times menghubungi Youth Mental Health and Suicide Prevention Advocate Into The Light, Benny Prawira, untuk melakukan klarifikasi. Dihubungi pada Jumat (21/6) malam, Benny menegaskan tidak ada kaitan antara Into The Light dengan kasus korban.

1. Korban bukan aktivis Into The Light

IDN Times/Istimewa

Benny menegaskan korban bukan merupakan aktivis aktif dari Into The Light atau yang biasa disebut Lightbringer.

"Di into the light bisa dipastikan bukan (aktivis)," kata Benny. Namun ia menjelaskan, di Into The Light dikenal pula pihak yang disebut people with life experience.

"Kayak pasien yang berusaha memotivasi pasien lainnya atau berusaha memberi informasi mengenai kondisi saya itu distigma loh, jadi memang itu sering kali terjadi," tambah Benny.

Ia juga menegaskan, sosok korban bukan merupakan campaigner dari kampanye Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang diperingati Into The Light.

"Karena kalau campaigner atau aktivis kan harusnya dia melakukan riset merancang programnya gimana sedangkan dia ini cuman partisipan," tambah dia.

2. Twibbon dapat digunakan oleh siapa saja

Unsplash/@ravi_roshan_inc

Terkait Twibbon yang disebut-sebut sempat digunakan oleh korban, Benny menjelaskan Twibbon yang disiapkan Into The Light memang diizinkan untuk digunakan oleh publik.

"Itu sama kayak teman-teman yang di HIV pakai pita merah. Itu kan untuk menunjukkan bahwa saya perduli dengan isu ini," kata Benny.

Ia menjelaskan, kampanye Hari Anti Bunuh Diri Sedunia dengan bentuk kampanye online dan Twibbon untuk publik, Into The Light berharap literasi dan pengetahuan masyarakat mengenai isu bunuh diri menjadi meningkat.

3. Berharap media pertimbangkan pedoman penulisan berdasarkan ketentuan Dewan Pers

dewanpers.or.id

Benny kemudian menyampaikan harapannya agar media dapat memperhatikan dan mempertimbangkan bagaimana pemberitaan mengenai bunuh diri seharusnya dilakukan.

Ia menyebutkan, Dewan Pers telah menuangkan aturan tersebut dalam Peraturan Dewan Pers Nomor:2 /Peraturan-DP/III/2019 tentang Pedoman Pemberitaan Terkait Tindak dan Upaya Bunuh Diri.

Dalam pedoman itu, tertulis 20 poin yang harus diperhatikan media dalam menyiarkan tindak dan upaya bunuh diri.

4. Lightbringer dari Into The Lights ditekankan Well-being dan Safety nya

IDN Times/Istimewa

Bagi aktivis Into The Light yang biasa disapa Lightbringer, Benny menegaskan Well-being dan Safety menjadi hal yang paling ditekankan.

"Kami utamakan well-being mereka and safety," kata Benny. "Pertama, kalau mereka melakukan program, mereka sendiri harus dalam kondisi yang sangat baik-baik saja," lanjut dia.

Lightbringer yang akan menjalankan program tidak diizinkan melanjutkan program jika berada dalam tekanan atau stres.

"Ketika kami melakukan program ke masyarakat luas, kami selalu ingatkan ada triger warning, kalau ada konten-konten kami yang membuat mereka tidak nyaman silakan mereka bisa hubungi kami untuk membicarakan hal itu," kata Benny. "Memang ada safety prosedurnya juga." 

Selain itu, menurut Benny, Into The Light juga akan merekomendasikan psikolog terdekat untuk dapat dihubungi baik oleh peserta juga panitia kegiatan Into The Light.

"Kami juga ada prinsip-prinsip lainnya juga kami berusaha untuk sebisa mungkin dalam konteks lifebringer ini karena mereka harus menjaga well-being berarti kami harus menjaga privasinya," kata Benny.

5. Beda lightbringer dan partisipan di Into The Lightiy

Unsplash/@heftiba

Benny menjelaskan perbedaan antara partispan dan aktivis dalam Into The Light. "Ketika dia dibilang aktivis, kalau kami merujuk pada KBBI biasanya terutama itu bergabung dengan organisasi. Dan dia memang berafiliasi dan melakukan pergerakan," kata Benny.

"Jadi dia bukan cuman sekadar partisipasi di dalam kampanye publik atau memberi kata-kata motivasi di media sosial tapi memang bergabung bergabung dengan komunitas atau setidaknya dia bergabung dengan gerakan untuk melakukan sesuatu dia menghasilkan sesuatu," tambah dia.

Kesehatan mental partisipan, menurut Benny di luar dari tanggung jawab dari pihak Into The Light. Berbeda dengan kesehatan dan kondisi mental aktivis Into The Light atau yang disebut Lightbringer.

Editorial Team