Ilustrasi Pekerja Seks (IDN Times/Mardya Shakti)
Dengan melihat bahwa sebagian besar penularan melalui hubungan seksual, Reynold menekankan harus dilakukan sosialisasi yang edukatif kepada generasi muda, agar tidak melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan.
"Kemudian meningkatkan pengetahuan. Komunikasi-komunikasi ini harus lebih kuat untuk bisa saling mengedukasi. Saya pikir itu gambaran di Timika. Nah, untuk 90 persen sampai di tahun 2030, itu 90 persen orang yang melakukan testing, testing kami di Mimika ini sudah lebih dari 25.000 tes per tahun," terangnya.
"Kemudian 80 persen lebih orang yang ditemukan HIV itu minim ARV. Dan hari ini yang in treat ARV itu ada di 75 persen atau sekitar 750 lebih yang sedang dipantau ARV," imbuhnya.
Di samping itu, dia juga menyampaikan bahwa tahun depan Dinas Kesehatan akan melakukan evaluasi ARV, pemeriksaan Viral Load, serta pemeriksaan CD4.
"Itu kami coba buat untuk ada di layanan puskesmas. Itu sudah kami programkan di tahun 2022 untuk program tahun 2023. Kuncinya adalah tes lebih cepat dan kemudian diobati supaya ARV itu bisa memutuskan rantai penularan juga," ujarnya.
Terkait dengan pemberian edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, pihaknya juga bakal menghidupkan kembali jejaring edukasi lewat gereja, masjid, serta komunitas pemuda dan pelajar.
"Ini yang harus kami lakukan di tahun depan yaitu meningkatkan komunikasi pengetahuan dan perilaku melalui promosi kesehatan. Pendekatannya adalah kerja sama dengan gereja, masjid, pondok-pondok pesantren, dan pemuda-pemudi di kampung," tandasnya.