Oleh karena itu, Wardani berharap, industri dapat kembali berkolaborasi melalui program SMK PK SPD 2023 mendatang. “Terlebih, program ini tidak hanya memberikan dampak nyata bagi sekolah, tetapi juga manfaat banyak bagi industri mulai dari menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sesuai kebutuhan industrinya hingga tax deduction,” ucap Wardani.
Hal tersebut setidaknya dirasakan oleh Director Axioo Class Program, PT Tera Data Indonusa, Timmy Theopelus. Timmy yang hadir diskusi tersebut mengaku sangat merasakan manfaat dari kerja sama tersebut. Salah satunya memangkas biaya pelatihan atau training bagi karyawan baru.
“Program ini sangat bermanfaat. Di tahun 2021-2022 ada seribu siswa yang mengikuti praktik kerja lapangan (PKL) di tempat kami. Kemudian, adanya kebijakan super tax deduction (STD) dari pemerintah juga sangat menguntungkan kami. Efek sosial pun kita rasakan dengan diberikan kemudahan dalam pencarian SDM,” tutur Timmy Theopelus.
Selanjutnya, Konsorsium Pengusaha Peduli Vokasi yang diwakili oleh Primadi Serad mengatakan bahwa investasi industri ke pendidikan, utamanya SMK memang merupakan investasi jangka panjang yang hasilnya baru bisa dinikmati paling cepat tiga hingga empat tahun. Namun, ia dan anggota konsorsium meyakini jika investasi akan berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi bangsa dan pada akhirnya menentukan keberlanjutan bisnis mereka di masa mendatang.
“Kami meyakini vokasi menjadi salah satu jalan agar bangsa ini bisa memiliki pendapatan yang meningkat, di mana hal itu dapat terwujud apabila kualitas SDM memiliki keterampilan keahlian,” kata Primadi.
Konsorsium Pengusaha Peduli Vokasi ini sendiri terdiri atas sejumlah perusahaan besar, di antaranya Sinar Mas, Indofood, Astra, Agung Sedayu, dan sebagainya. Konsorsium ini telah menyiapkan Rp50 miliar untuk pendanaan pada tahun 2022 hingga 2023 nanti.
“Kita mempunyai misi agar lulusan SMK memiliki penghasilan di atas Upah Minimum Regional (UMR). Yang kami lakukan adalah melakukan penyesuaian kurikulumnya dengan industri. Kemudian, kami latih guru-gurunya hingga mampu mengajar sesuai kurikulum yang kami kehendaki. Baru kemudian, kita membantu pada bidang infrastrukturnya hingga teaching factory,” papar Primadi.
Sementara itu, Kepala SMK Jaya Buana, Aan Angsori, mengatakan banyak sekali perubahaan positif yang dirasakan sekolah setelah menjalankan program SMK PK SPD. Salah satunya misalnya dengan kegiatan kunjungan/pendampingan industri yang menjadi lebih intensif, yakni bisa seminggu sekali. Hal tersebut tentu berdampak besar bagi kompetensi para siswa.
“Dengan adanya program SMK PK Skema Pemadanan Dukungan dengan industri dan penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah, kami kini memiliki sistem bernama Super Power Blok, di mana dalam satu minggu terdapat materi pelajaran yang didampingi langsung oleh industri,” imbuh Aan. (WEB)