Menpar Arief Yahya Resmikan Dive Center di Tanjung Lesung

Masyarakat Banten patut bangga nih

Pandeglang, IDN Times – Menteri Pariwisata Arief Yahya, Jumat (28/9), meresmikan Rhino Dive Center di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten. Peresmian ini dilakukan berbarengan dengan dibukanya Festival Pesona Tanjung Lesung 2018.

1. Mampu menarik investor asing

Rhino Dive Center sendiri dibangun oleh PT. Banten West Java (BWJ). Kehadirannya diharapkan dapat mengatrol wisata bahari di Tanjung Lesung. Rhino Dive Center juga diharapkan bisa menjadi gerbang untuk masuknya wisatawan dan investasi mancanegara. 

Bukti nyata pun sudah terpapar jelas. Saat ini sudah ada investor dari Australia yang berinvestasi ke sektor amenitas dengan membangun cluster hostel di kawasan KEK Tanjung Lesung. Setelah itu, menyusul pula nomadic tourism berupa glamping dan karavan.

2. Kementerian Pariwisata lunasi janjinya

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku senang bisa menjadi bagian dari pengembangan di Tanjung Lesung.

"Alhamdulillah tahun kemarin saya yang melakukan groundbreaking, dan saya juga yang meresmikannya sekarang. Jadi, kita harapkan adanya Dive Center ini bisa mengangkat potensi wisata bahari di Tanjung Lesung," ujar Menpar Arief Yahya, Jumat (28/9).

Menurut menteri asal Banyuwangi ini, salah satu kekuatan Tanjung Lesung adalah wisata bahari. Sehingga wajib ada dive center di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ini.

"Tanjung Lesung memiliki pemandangan bawah laut yang indah. Saya sudah membuat janji sebelumnya bahwa akan ada pusat selam dan sekarang sudah ada. Wisman yang suka menyelam tidak akan segan datang ke Tanjung Lesung sekarang," jelas Menpar Arief Yahya.

3. Tanjung Lesung berpotensi jadi surga penyelam baru

Banyak yang menilai, bawah laut Tanjung Lesung lebih bagus daripada Kepulauan Seribu. Meski ekosistem, jenis karang, dan organisme lautnya hampir sama. 

Di bawah laut Tanjung Lesung dapat ditemukan beberapa jenis karang, seperti Montastrea, Labophyllia, Acropora, dan Porites. Sedangkan biotanya antara lain, bintang laut, lili laut (crinoid), ubur-ubur, ikan anemon (clownfish), ikan kepe, dan ikan betok sersan mayor. 

"Selain itu, bawah laut Tanjung Lesung juga menyimpan banyak kapal karam. Biasanya ini juga disukai para diver. Kondisinya karangnya bagus, masih virgin, arusnya tenang," tambah Arief.

Menariknya, dulu alat-alat selam harus bawa sendiri. Kini Dive Center Tanjung Lesung sudah menyediakan penyewaan alat-alat aktivitas pantai, snorkeling, dan selam. 

"Wisatawan sekarang sudah tidak perlu repot-repot lagi bawa alat selam yang berat. Semuanya sudah disediakan di sini. Instrukturnya juga sudah profesional," ujarnya.

4. Pemerintah Daerah setempat harus turut menjaga komitmennya

Menpar Arief Yahya mendorong keseriusan Pemerintah Daerah setempat untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan. Apalagi investor asing sudah berani ikut mendukung. Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang tujuannya untuk pariwisata, akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Tanjung Lesung.

"Yang penting CEO commitment. Bila Gubernur dan Bupatinya berkomitmen, maka semua go easier. Tapi bila tidak, maka semuanya akan menjadi sulit. Investasi juga tersendat," ujar Menpar Arief Yahya.

Pria asal Banyuwangi ini meminta Pemerintah Provinsi Banten melakukan benchmark ke Mandalika. Menurutnya, KEK yang ada di Mandalika berkembang dengan sangat pesat. Sehingga ekosistem pariwisatanya mampu memberikan dampak positif ke masyarakat.

"Silakan benchmark ke Mandalika. Lihat yang sudah ada di sana. Dampak positif pariwisata benar-benar dirasakan masyarakat. Untuk infrastruktur benchmark-nya bisa ke Danau Toba," cetus Menpar Arief Yahya.

5. Perlu membangun masyarakatnya terlebih dahulu

Menpar Arief Yahya menjelaskan bahwa KEK Mandalika memiliki lahan seluas 1.034 hektar yang dikembangkan oleh BUMN yakni PT. Indonesia Tourism Development Corporate (ITDC). ITDC sendiri sudah memiliki track record yang baik karena sukses membangun kawasan pariwisata Nusa Dua di Bali.

"Hingga saat ini, ada delapan investor yang tertarik membangun hotel atau resort di KEK Mandalika. Investasinya mencapai Rp13 triliun," ungkap Menpar Arief Yahya.

Menpar memuji langkah ITDC dalam mengembangkan Mandalika. Sebelum membangun infrastruktur, yang dibangun adalah community atau masyarakatnya.

"Sebelum dibangun infrastruktur, dibangun masjidnya dulu, lalu dibangun juga UMKM Center. Sehingga itu bisa meredam gangguan-gangguan. Setelah itu, Mandalika menyinergikan UMKM dalam sentral koordinasi untuk mengembangkan UMKM di kawasan," paparnya.

6. Diperlukan visi yang sejalan

Agar pembangunan infrastruktur berjalan lancar, lanjut Menpar, Bupati dan Gubernurnya harus sejalan. Satu visi misi menjadikan pariwisata sebagai penghasil devisa dan Produk Domestik Bruto (PDB).

 "Semuanya harus kompak. Lihat Danau Toba sekarang. Pembangunan infrastruktur pesat. Mulai dari bandara internasional hingga hotel. Semuanya dimulai dari nol. Padahal Danau Toba ada 7 Bupati. Tapi semuanya sepakat satu visi misi dalam membangun Danau Toba," tuturnya.

Menpar Arief Yahya menambahkan, saat ini Tanjung Lesung membutuhkan aksesibilitas laut dan udara yang memadai. Itu berarti Banten harus memiliki bandara sendiri. Untuk transportasi laut, bisa berupa Marina.

"Dua fasilitas tersebut tentunya akan berdampak positif untuk mempercepat infrastruktur lainnya. Ini akan meningkatkan kunjungan wisman secara signifikan,” kata Menpar Arief Yahya.

7. Disarankan untuk bekerja sama dengan lembaga keuangan pemerintah

Untuk pembiayaan, disarankan memanfaatkan lembaga keuangan pemerintah. Seperti Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor (LPEI), PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI), PT. Sarana Multigriya Financial, PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia, Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA), dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir.

"Kita kemarin sudah MoU dengan Menteri Keuangan. Sekarang pariwisata sudah bisa memanfaatkan kredit ekspor impor untuk financing. ITDC dapat 1,3 triliun dengan bunga 5%. Silakan datang ke lembaga-lembaga itu, sekalian bawa proposalnya," pungkas menteri yang membawa Kemenpar terpilih menjadi #TheBestMinitryOfTourism2018 se Asia Pacifik di Bangkok, 20 September lalu.

8. Manfaat adanya Marina untuk Tanjung Lesung

Direktur PT. Jababeka Tbk, Hyanto Wihadhi, menambahkan bahwa dengan adanya dive center ini terbukti mampu memicu investor swasta masuk ke Tanjung Lesung. Dive center ini merupakan langkah awal agar potensi wisata bahari di Tanjung Lesung bisa tereksplor maksimal.

"Saat ini sudah masuk investor dari Australia. Mereka membangun cluster hostel di kawasan KEK Tanjung Lesung. Selain itu, juga tengah dilakukan kajian bersama investor pengembangan glamping. Berupa container menjadi hotel dan karavan dari bus-bus Damri," jelas Hyanto.

Tidak hanya itu, saat ini juga tengah mempersiapkan pembangunan Marina. Tujuannya tentu agar kapal-kapal yacht atau kapal wisata bisa bersandar di Tanjung Lesung. 

"Pasar yacht club juga sedang kita sasar. Dengan adanya dive center ini, mereka tidak akan ragu lagi untuk melakukan aktivitas diving di Tanjung Lesung," kata Hyanto.

9. Pemerintah Daerah setempat menyambut positif rencana ini

Untuk pembangunan Marina, masih dilakukan riset bekerja sama dengan lembaga profesional. Riset ini guna mengetahui sejauh mana kelayakan Tanjung Lesung untuk dibangun Marina.

"Saat ini sudah ada mini Marina. Kita inginnya Tanjung Lesung memiliki Marina yang layak didatangi kapal pesiar. Risetnya sudah dilakukan, kita tunggu saja hasilnya," ungkap Hyanto.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Eneng Nurcahyati berharap industri pariwisata turut memanfaatkan adanya dive center ini. Pihaknya akan mendorong diciptakan paket-paket wisata yang sasarannya pecinta diving.

"Kami sangat mengharapkan peran serta para industri pariwisata. Mereka bisa turut mempromosikan dan menjual paket-paket khusus diving di Tanjung Lesung dan sekitarnya," harap Eneng.

Topik:

  • Karsa Adiguna

Berita Terkini Lainnya