“Zero Dollar Tour” Bali Berdampak Serius Terhadap Penurun Wisman 

Kemenpar punya solusi untuk mengembalikan daya tarik wisman

Jakarta, IDN Times – Polemik berkepanjangan soal “Zero Dollar Tour” betul-betul berdampak serius terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali. Terutama wisman asal Tiongkok, yang sudah “jatuh cinta” dengan Pulau Dewata itu. Bahkan, Menpar Arief Yahya, pada 5 Mei 2018 lalu menerima 3 awards sekaligus dari CEO Destination Marketing CTrip, Ms. Jane Qian.

Dari mesin big data Ctrip, Online Travel Agent (OTA) terbesar di Tiongkok, Bali menduduki peringkat 1 sebagai The Best Honeymoon Destination 2018. Bali juga masuk peringkat 4 dalam Top 10 Best Destination Worldwide. Bali juga masuk berada di peringkat 4 dalam daftar 10 besar The Best Luxury Destination. Strategi promosi Tiongkok yang digarap Menpar Arief Yahya dengan kombinasi Branding, Advertising, dan Selling (BAS)-nya sukses besar.

Sayang sekali, reputasi itu seolah runtuh dengan polemik soal “Zero Dollar Tour” yang membuat “gaduh” dan menciptakan iklim yang tidak kondusif buat industri pariwisata di Bali. Apalagi muncul kata-kata di media massa, baik online maupun cetak, yang bernada keras dan kurang bersahabat.

Misalnya, kata-kata “mafia”, “kartel”, “sweeping”, “tutup semua”, “tidak ada kompromi” dan lain sebagainya. Ada juga judul di media online "Gubernur Bali Mengamuk".

“Saya sudah ingatkan, jangan biarkan gaduh. Pariwisata itu industry hospitality, bisnis yang mengedepankan keramah-tamahan. Kalau masalahnya business to business, selesaikan di level asosiasi,” keluh Menpar Arief Yahya yang juga Doctor Strategic Management itu.

Lantas, apa solusi Kemenpar mengatasi persoalan tersebut?

1. Membuat White List Tour Agencies dan Tour Operators

“Zero Dollar Tour” Bali Berdampak Serius Terhadap Penurun Wisman fajar.co.id

Karena itu, Menpar Arief sudah menyarankan agar Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (ASITA) bertemu China National Tourism Association (CNTA), dan membuat “White List Tour Agencies – Tour Operators.” Sama-sama membuat daftar atau meregistrasi TA-TO yang direkomendasikan oleh kedua belah pihak, sehingga mudah mengontrolnya ketika ada keluhan.  

“Ini adalah cara yang paling smooth, paling halus, paling bijak, untuk menyelesaikan case Zero Dollar Tour di Bali. Ibaratnya, menangkap ikan, tanpa harus membuat keruh airnya. Dari situ, tidak perlu heboh-heboh, masing-masing asosiasi bisa saling mengontrol anggotanya untuk menjaga iklim bisnis yang baik,” ungkap Arief Yahya.

2. Terapkan prinsip Industry Lead Government Support

“Zero Dollar Tour” Bali Berdampak Serius Terhadap Penurun Wisman suarajatim.com

Menpar yang Mantan Dirut PT. Telkom ini selalu menyebutkan bahwa, di sektor Pariwisata, dia mengguakan prinsip Industry Lead Government Support. Karena ada banyak hal yang pemerintah tidak boleh terlalu ikut campur di urusan bisnis. Pemerintah lebih menjaga regulasi, agar iklim usaha pariwisata semakin kondusif dan berkembang.  

3. Meyakinkan CNTA

“Zero Dollar Tour” Bali Berdampak Serius Terhadap Penurun Wisman pexels.com/ Johannes Plenio

Awal Januari 2018, Menpar Arief terbang ke Beijing melobi dan menjelaskan ke media bahwa Bali aman. Lalu business gathering dengan sekitar 400-an pelaku industri pariwisata Tiongkok, tour agent, dan tour operator untuk kembali menjual paket wisata ke Bali.

“Saya langsung terbang dari Beijing ke Kunming, lanjut ke Chiang Mai Thailand, dan bertemu khusus dengan CNTA di sela-sela ATF 2018, pertemuan antar menteri Pariwisata se ASEAN. Saya masih ingat, saya bertemu Mr Du Jiang, Vice Chairman of CNTA, tanggal 25 Januari 2018,” cerita Arief Yahya.

4. Membentuk tim Task Force

“Zero Dollar Tour” Bali Berdampak Serius Terhadap Penurun Wisman genpi.co

Dalam pertemuan di Shangri La Hotel Ching Mai, Thailand, Menpar Arief Yahya mengusulkan kedua Negara membentuk tim Task Force, agar ada partner kerja antar kedua negara, dan setiap persoalan yang menyangkut industri di kedua negara bisa diselesaikan dengan baik.

Hal yang disesalkan Menteri Arief Yahya, dulu sampai sebegitu serius, merayu agar wisman Tiongkok berwisata lagi ke Bali dan Indonesia. Setelah mulai normal, tiba-tiba muncul kata-kata yang jauh dari adat ketimuran, jauh dari tradisi dan budaya Bali yang penuh kesantunan bertutur.

5. Hubungan baik dengan Tiongkok terus dibina

“Zero Dollar Tour” Bali Berdampak Serius Terhadap Penurun Wisman ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Di Shanghai, saat CITM – China International Travel Mart 2018, 17-18 November 2018, Menpar Arief Yahya kembali berusaha agar wisman China tidak “ngambek” lagi. Dia merayu lagi Wakil Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Tiongkok, Yu Qun, yang jabatan resminya adalah Party Member of The Leadership of China’s Ministry of Cultural and Tourism di Hal E-5. Dia memohon agar wisatawan China tetap berwisata ke Indonesia dan Bali.

Sehari setelahnya, disusul Presiden Jokowi juga bertemu Presiden Xi Jinping di Port Morresby, PNG. Isu Pariwisata juga dibicarakan di sana, dan secara khusus Presiden Jokowi meminta agar Tiongkok tetap mengirimkan wisatawannya ke Indonesia. Saat itu juga direspon positif oleh Presiden Xi Jinping.

Ada tiga hal yang disetujui Presiden Xi dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi. Pertama, akan mengirimkan wisatawan dengan proyeksi 3 juta turis ke Bali dan 10 Bali Baru. Kedua, akan merealisasikan investasi pembangunan di 10 Bali Baru atau 10 Destinasi Prioritas. Ketiga, akan memperbanyak direct flights ke Indonesia dari Tiongkok, karena problem utamanya adalah transportasi udara

Topik:

  • Karsa Adiguna

Berita Terkini Lainnya