Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengatakan, keputusan untuk mengevakuasi ribuan warga Gaza tidak bisa diputuskan oleh Indonesia semata. Keputusan itu butuh persetujuan dari sejumlah negara di kawasan Timur Tengah.
"Ketika bicara masalah yang ada di Gaza, kan yang perlu dipertimbangkan adalah dari kebijakan luar negeri kita. Bukan hanya dengan Indonesia saja kalau untuk membantu, mungkin ada warga di Gaza yang memang membutuhkan perawatan dan pemulihan. Kemudian Indonesia menawarkan," ujar Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemhan, Brigjen TNI Frega Wenas ketika dikonfirmasi pada Jumat (18/4/2025).
"Itu ada proses negosiasi juga dengan negara-negara yang ada di Timur Tengah sehingga keputusan itu tidak sepihak diputuskan oleh Indonesia saja," imbuhnya.
Kemhan, kata Frega, menunggu perkembangan dari Kementerian Luar Negeri atau Presiden Prabowo Subianto. Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Sugiono sudah mengajukan proposal relokasi sementara warga Gaza ketika bertemu dengan negara-negara kontak Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada 11 April 2025 lalu di Antalya, Turki.
Hasilnya, mayoritas negara-negara Arab menolak ide untuk memindahkan warga Gaza dari Palestina. Termasuk pemindahan secara sukarela keluar dari Palestina. Alih-alih mendukung pemindahan warga Gaza, negara-negara Arab mendorong agar Palestina dan Israel kembali ke meja perundingan.