Pemerintah Jamin Swasembada Pangan meski Impor Pangan dari AS Ditambah

- Pemerintah menjamin swasembada pangan tidak terganggu oleh rencana penambahan impor pangan dari AS.
- Indonesia akan mengalihkan impor sejumlah komoditas pangan dari negara lain ke AS, termasuk gandum, kacang kedelai, dan susu kedelai.
- Pemerintah juga menawarkan peningkatan impor energi dari AS serta memfasilitasi perusahaan asal AS yang beroperasi di Indonesia.
Jakarta, IDN Times – Pemerintah menjamin bahwa agenda swasembada pangan Indonesia tidak akan terganggu meskipun ada rencana penambahan impor pangan dari Amerika Serikat (AS). Hal ini merupakan bagian dari upaya negosiasi terkait tarif dengan pemerintah AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa tambahan impor dari AS tersebut akan meliputi gandum, kacang kedelai, dan susu kedelai.
"Swasembada pangan sama sekali tidak terganggu dengan apa yang direncanakan untuk dibeli dari Amerika Serikat, karena selama ini, baik itu gandum, kedelai, maupun susu kedelai, kita juga impor," kata Airlangga dalam jumpa pers daring dari AS, Jumat (18/4/2025).
1. Porsi impor komoditas pangan dari AS ditingkatkan

Airlangga mengatakan bahwa selama ini Indonesia mengimpor tiga komoditas pangan tersebut dari AS, Australia, Ukraina, dan beberapa negara lainnya. Oleh karena itu, untuk menegosiasikan tarif dengan Presiden AS Donald Trump, Pemerintah RI berencana mengalihkan impor sejumlah komoditas pangan dari negara lain ke AS. Dengan demikian, porsi impor panga dari AS akan bertambah.
"Kita hanya melakukan pengalihan impor bahan baku untuk pangan tersebut," ujar Airlangga.
2. Peningkatan impor energi dari AS

Tak hanya di bidang pangan, pemerintah juga menawarkan peningkatan impor energi dari Amerika Serikat (AS), termasuk liquefied petroleum gas (LPG), crude oil, dan bensin.
"Delegasi Indonesia tadi dalam pembahasannya dengan USTR maupun Secretary of Commerce, ada beberapa hal yang diusulkan oleh Indonesia. Seperti yang sudah disampaikan dalam surat resmi, Indonesia akan meningkatkan pembelian energi dari Amerika Serikat," ujarnya.
Tak hanya menawarkan peningkatan impor, pemerintah juga berkomitmen untuk memfasilitasi perusahaan-perusahaan asal AS yang beroperasi di Indonesia. Fasilitas tersebut mencakup kemudahan perizinan dan pemberian insentif guna menarik investasi yang lebih besar.
"Indonesia juga membuka peluang kerja sama strategis dalam bidang mineral kritis (critical mineral), serta menyederhanakan prosedur impor produk-produk AS, termasuk produk hortikultura," tegas Airlangga.
3. Tambah impor LPG

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa Indonesia akan menambah kuota impor LPG hingga 10 miliar dolar AS atau setara dengan Rp168 triliun (kurs Rp16.800) sebagai bagian dari upaya menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia-AS, yang selama ini menunjukkan surplus di pihak Indonesia.
“Arahan Bapak Presiden Prabowo kepada kami adalah untuk mengecek komoditas apa lagi yang bisa kita beli di AS. Kami dari ESDM mengusulkan untuk mengimpor sebagian minyak dari AS dengan menambah kuota impor LPG,” jelas Bahlil di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Kebijakan ini juga merupakan bagian dari respons terhadap kebijakan tarif balasan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, yang dikenal sebagai tarif Trump, yang mengenakan bea masuk hingga 32 persen terhadap produk-produk ekspor asal Indonesia.