Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Dua subvarian virus corona Omicron BA.4 dan BA.5 dinilai berpotensi memiliki sifat keparahan yang lebih tinggi dibanding varian Omircron. Hal itu merupakan hasil penelitian.

Maka itu, WHO dan para pakar kemudian meminta pemerintah dan masyarakat agar tidak lengah dan tetap waspada untuk mencegah kenaikan rawat inap atas kasus ini. Apalagi Omicron BA.4 dan BA.5 ini bisa dengan cepat dan mudah masuk ke sel, ditambah bisa bereplikasi di sel paru dengan sangat efektif, sehingga bisa membuat sifat keparahannya lebih meningkat.

1. Kelompok rawan omicron BA.4 dan BA.5

ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu menurut Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, ada beberapa kelompok yang dinilai rawan akan omicron BA.4 dan BA.5. Dia menganggap diperlukan vaksinasi dosis keempat untuk kelompok rawan tersebut.

"Dalam konteks mitigasi B4 B5, kita harus percepat atau akselari dosis ketiga. Selain itu, untuk kelompok rawan seperti lanjut usia dan yang memiliki komorbid atau penyakit pernyerta perlu juga perlu diberikan vaksinasi dosis keempat," katanya dikutip dari Antara, Sabtu (18/6/2022).

2. Tenaga kesehatan juga perlu diberikan vaksin dosis keempat

ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Dia juga meminta agar vaksin dosis keempat turut diberikan pada tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan.

"Beberapa kasus yang cukup rawan berpotensi diberi dosis keempat terutama lansia dengan komorbid dan sebagainya, atau mungkin tenaga kesehatan. Ini belajar juga dari pengalaman negara-negara lain," ungkapnya.

Kata Dicky, masyarakat Indonesia sudah memiliki modal imunitas yang cukup memadai dengan dua dosis vaksin, meskipun masih tetap bisa terinfeksi kembali.

3. Mudah menginfeksi kembali

sebuah ranjang kosong di rumah sakit (freepik.com/dcstudio)

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 juga disebut Dicky dapat dengan mudah menginfeksi kembali orang yang sudah terinfeksi oleh varian atau subvarian sebelumnya.

Bagi masyarakat yang memiliki imunitas melalui vaksinasi dosis ketiga dan kedua jika terinfeksi subvarian baru tersebut umumnya akan tidak bergejala atau bergejala ringan. Sehingga, modal imunitas masyarakat usia muda dan dewasa di Indonesia dinilai dapat meredam penyebarannya.

Meskipun nantinya apabila masyarakat tidak menerapkan pola perilaku sehat, ditakutkan akan menyebarkan kepada kelompok rawan.

Bagi kelompok rawan apabila terinfeksi maka akan menimbulakan gejala-gejala yang akan diderita. "Kelompok yang rawan seperti lansia, kemudian anak bahkan di bawah 5 tahun khususnya, mereka itu ketika terpapar otomatis mayoritas akan bergejala," ujar dia.

4. Gejala-gejala yang umumnya muncul

ilustrasi virus corona varian Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Disitat dari berbagai literasi, ada beberapa gejala yang muncul atas kondisi di atas. Seperti batuk, kelelahan, hidung tersumbat, demam, mual, dan muntah.

Dicky mengatakan bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 harus sangat diwaspadai. Hal ini karena subvarian BA.4 dan BA.5 lebih mudah menginfeksi disebabkan mengambil mutasi dari varian Delta.

Selain itu, subvarian tersebut juga terdapat mutasi F486V yang membuatnya dapat menghindari respon imunitas antibodi pada tubuh.

Editorial Team