Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wapres Gibran Rakabuming Raka di Sidang Raya Ke-18 Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan/dok Setwapres

Intinya sih...

  • Gibran Rakabuming Raka membagikan pengalaman membangun inklusivitas Kota Solo yang sebelumnya dikenal sebagai kota intoleransi.
  • Intoleransi terjadi saat perayaan Imlek dan Natal di Solo

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka membagikan pengalaman membangun inklusivitas Kota Solo yang sebelumnya dikenal sebagai kota intoleransi. Bahkan, Gibran mengaku di-bully saat menegakkan toleransi di kota tersebut.

"Mungkin bapak/ibu sudah tahu, sebelumnya saya adalah Wali Kota Solo. Mungkin bagi yang belum pernah ke Solo, pernah mendengar bahwa Solo dikenal sebagai kota yang agak kurang toleran," ujarnya saat menutup Sidang Raya Ke-18 Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, dipantau dari YouTube Setwapres, Rabu (13/11/2024).

1. Solo disebut sebagai cabang China

Wapres Gibran Rakabuming Raka di Sidang Raya Ke-18 Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan/dok Setwapres

Gibran mengatakan, setiap pemerintah daerah ingin mengadakan perayaan seperti Imlek dengan memasang ornamen-ornamen China. Namun ternyata, banyak yang memprotesnya.

"Saat saya menjabat, ada banyak sekali protes, meskipun wali kota sebelumnya tidak menghadapi hal serupa. Setiap hari saya menerima protes, bahkan Solo disebut sebagai cabang Tiongkok, antek China," kata dia.

2. Banyak yang protes saat perayaan agama

Wakil Presiden RI< Gibran Rakabuming Raka saat berkunjung di Toraja Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (13/11/2024)/Istimewa

Mirisnya, lanjut Gibran, intoleransi juga dilakukan sekelompok siswa yang menghancurkan makam dengan ornamen nasrani. Dia pun langsung menutup sekolah tersebut dan memberikan pembekalan agar tidak terulang.

"Hal yang sama juga terjadi saat kami hendak merayakan Natal dengan memasang pohon-pohon Natal. Banyak yang protes. Tapi, setiap kali ada protes, saya justru meminta panitia Imlek dan Natal untuk memperbesar perayaan tahun depan," kata dia.

3. Bawa anak ke perayaan kebudayaan

Selvi Ananda dampingi Gibran Rakabuming Raka upacara di Istana Merdeka, Jakarta, pada Sabtu (17/8/2024). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Gibran juga menanamkan arti toleransi kepada anak-anaknya sejak kecil dengan membawa ke festival kebudayaan atau perayaan agama.

"Setiap kali ada festival kebudayaan atau agama, saya selalu mengajak anak saya agar sejak kecil ia memahami arti toleransi. Meskipun setelah itu, ada banyak yang mem-bully, saya tetap lurus pada niat saya memfasilitasi acara-acara budaya dan agama untuk semua golongan, tidak memprioritaskan satu saja," kata dia.

 

4. Presiden Prabowo berkomitmen memperkuat nilai-nilai toleransi

Stella Christie saat mendampingi Presiden Prabowo Subianto saat kunjungan kenegaraan ke China (instagram.com/prof.stellachristie)

Wapres menekankan, pemerintahan Presiden Prabowo berkomitmen untuk menjaga dan memperkuat nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama dalam masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan peran serta para tokoh agama untuk mewujudkannya.

"Bapak dan ibu semua yang hadir di sini, nanti bisa bersinergi dengan visi dan program Pemerintah, terutama untuk mengatasi masalah intoleransi," kata Gibran.

Editorial Team