Warga korban gempa mengungsi dan bermalam di tenda pengungsian di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat pada Jumat malam (25/2/2022). (ANTARA/Fathul Abdi)
Ribuan warga Kabupaten Pasaman Barat terpaksa diungsikan dan bermalam di tenda darurat yang didirikan di halaman kantor bupati di Simpang Empat sejak Jumat (25/2/2022).
"Fokus utama kami saat ini adalah menyediakan tempat pengungsian, dapur umum dan kebutuhan air bersih," kata Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto di Simpang Empat, Jumat malam.
Hingga Sabtu pukul 02.00 WIB, petugas gabungan masih tampak mondar-mandir mengevakuasi warga ke lokasi pengungsian di halaman kantor bupati.
Di antara para pengungsi yang menempati tenda darurat beralaskan tikar itu adalah orang lanjut usia, perempuan, dan anak-anak. Mereka tidur berdesakan di bawah tenda darurat dengan selimut seadanya, sebagian terlihat tidur dengan posisi duduk.
Salah seorang pengungsi dari Jorong Timbo Abu Kajai, Kecamatan Talamau, Amri, mengatakan dirinya terpaksa mengungsikan istri serta tiga anaknya karena khawatir ada gempa susulan.
"Banyak gempa terjadi usai gempa besar pada Jumat pagi, karena cemas akhirnya saya memilih untuk mengungsikan keluarga," kata pria 42 tahun itu.
Mertua Amri dan tetangga yang rumahnya rusak karena gempa juga turut mengungsi. Ia bersama keluarga besar datang ke lokasi pengungsian dengan berboncengan sepeda motor secara bergantian, dan membawa pakaian seadanya.
"Untuk selimut kami pakai kain sarung, karena memang pakaian yang dibawa tidak banyak. Untuk makan malam tadi disediakan di tempat pengungsian," kata dia.
Amri juga menceritakan listrik dan jaringan seluler di lokasi rumahnya mati total sejak gempa bermagnitudo 6,1 mengguncang Pasaman Barat pada Jumat (25/2/2022) sekitar pukul 08.39 WIB.