PMI: 3 Orang Meninggal dan 60 Luka akibat Gempa Pasaman

Jakarta, IDN Times - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pasaman Barat mencatat, berdasarkan data sementara di lapangan ada tiga korban meninggal dunia akibat gempa bumi yang melanda pada Jumat (25/2/2022) pagi.
"Sampai Jumat siang tercatat tiga orang meninggal dunia, luka parah 10 orang, luka ringan 50 orang," kata Ketua Markas PMI Pasaman Barat, Rida Warsa, dikutip dari ANTARA, Jumat (25/2/2022).
1. Sebanyak 500 orang mengungsi

Selain korban jiwa, kata Rida, PMI juga mencatat terdapat 100 rumah rusak berat dan 300 rumah rusak ringan. Kemudian, terdapat 5.000 jiwa warga mengungsi di 35 titik, serta sarana umum seperti masjid dan perkantoran juga rusak.
Saat ini, PMI Pasaman Barat fokus melakukan evakuasi korban dengan ambulans, melakukan asesmen, pendirian pos kesehatan, dan distribusi tenda.
2. Pengungsi membutuhkan bantuan mendesak

Rida menyampaikan kebutuhan mendesak yang diperlukan saat ini adalah tenda pengungsian berupa tenda barak dan tenda keluarga, terpal, tim kesehatan, dapur umum, makanan siap saji, air minum, selimut, tikar dan family kit.
Rida menyebut kendala yang dihadapi dalam penanganan pasca-gempa di Pasaman adalah jalur komunikasi selular dan kabel terputus ke lokasi bencana, serta jaringan listrik terputus.
3. Masyarakat diimbau tetap waspada

Sebelumnya, Bupati Pasaman Barat Hamsuardi mengimbau warga untuk tetap waspada karena masih ada kemungkinan terjadinya gempa susulan.
"Masyarakat diminta tetap tenang dan saling bantu membantu mengatasi bencana ini," ujar dia.
Bupati mengingatkan apabila terjadi gempa susulan masyarakat diminta ke luar rumah mencegah tertimpa bangunan. Pada tahap awal, ujar Bupati, pihaknya mendirikan posko bantuan di Nagari Kajai karena kondisinya paling terdampak gempa.
Diketahui, gempa bumi bermagnitudo 6,2 mengguncang wilayah Pasaman Barat pada Jumat pukul 08.39 WIB. Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa yang berlokasi di 0.15 derajat Lintang Utara, 99.98 derajat Bujur Timur pada kedalaman 10 km itu tidak berpotensi tsunami.