Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Nenek Kusmiati, 82 tahun/dok Kemensos

Jakarta, IDN Times - "Harta yang paling berharga adalah keluarga, " itulah sepenggal lagu dari Keluarga Cemara, dan seperti itulah yang dirasakan oleh nenek Kusmiati (82).

Sang mentari sudah tergelincir ke arah barat dengan terik lembut menuju rumah bercat putih yang tidak terlalu besar di bilangan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung.

Wajah beringsut usai bangun dari tempat peraduaan, menyambut dengan senyuman manis nan teduh dari guratan keriput tanda perjalan hidup dari wanita kelahiran 1939 ini.

Berbagai persoalan hidup di tengah keluarga memutusasakannya memilih tinggal di Panti atau Balai Lanjut Usia “Budhi Dharma” di Bekasi. Memang, tidak mudah tapi pilihan yang paling masuk pada saat itu.

“Jadi, tinggal di balai mulai 2007 hingga 2017 dan keputusan tinggal selama 10 tahun atas kemauan sendiri,” ucap Kusmiati, sambil mengenang pada saat pertama kali tinggal di balai, seperti dikutip IDN Times dari siaran tertulis Kemensos, Senin (24/5/2021).

1. Kusmiati mengaku betah tinggal di balai

Kondisi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1, Cipayung, Jakarta Timur (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Selain pilihan sendiri, Kusmiati mengaku betah tinggal di balai karena memiliki banyak teman sebaya dan bisa beraktivitas untuk mengisi hari-hari yang kosong.

"Di balai itu banyak teman sebaya dan bisa mengisi hari-hari kosong dengan beragam aktivitas, sehingga itu yang membuat betah di sana," ungkapnya.

2. Tolak tawaran untuk tinggal di rumah dinas

Editorial Team

Tonton lebih seru di