Psikolog anak dan keluarga, Sashkya Aulia menjadi pembicara dalam acara talkshow bertajuk “LIKE, SHARE, PROTECT: Anak Kita di Dunia Digital yang diselenggarakan di IDN HQ, Senin, 21 April 2025 (IDN Times/Alya Dwi Achyarini)
Menkomdigi kembali menegaskan pentingnya kebijakan ini untuk melindungi generasi muda Indonesia. “Kami percaya, dengan adanya kebijakan ini, kita bisa menciptakan ruang digital yang lebih aman bagi anak-anak, dan tentunya kami berharap seluruh lapisan masyarakat, termasuk para orangtua, bisa bersama-sama mendukung upaya ini,” ujarnya dengan penuh harap.
Melalui kebijakan TUNAS, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk tidak hanya melindungi anak-anak dari bahaya dunia digital, tetapi juga memberikan edukasi yang lebih mendalam kepada orangtua dan masyarakat luas mengenai literasi digital dan penggunaan internet yang sehat. Ke depannya, kebijakan ini diharapkan dapat menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan dunia maya dengan lebih bijak dan aman.
Dalam acara yang sama, psikolog anak dan keluarga Sashkya Aulia, menekankan bahwa tantangan orangtua saat ini adalah memastikan anak tetap aman saat berselancar di internet tanpa membuat mereka merasa terkekang. Menurutnya, pendekatan berbasis komunikasi terbuka jauh lebih efektif ketimbang larangan sepihak.
"Anak-anak sekarang itu digital native. Mereka lahir sudah pegang gadget. Yang penting adalah membangun kepercayaan, komunikasi terbuka, dan membekali mereka dengan literasi digital," ujar Sashkya.
Sementara itu, Vendryana, seorang momfluencer dan content creator, membagikan pengalamannya menghadapi tantangan mengasuh anak di era digital. Ia menilai edukasi digital bukan hanya untuk anak, me;lainkan juga untuk orangtua.
"Kadang kita sebagai orangtua juga belum sepenuhnya paham dunia digital. Makanya, edukasi itu penting, bukan cuma buat anak-anak, tapi buat kita juga," kata Vendryana.
Senada, Nisa Felicia, Executive Director Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), menilai kebijakan TUNAS menjadi langkah strategis pemerintah yang patut diapresiasi. Ia menekankan bahwa regulasi saja tidak cukup tanpa partisipasi aktif masyarakat.
"Kalau kita bicara soal perlindungan anak di dunia digital, itu urusan semua pihak. Pemerintah, media, sekolah, orangtua, sampai komunitas. Kita harus bareng-bareng jaga anak-anak kita," ujar Nisa.