Jakarta, IDN Times – Pakar industri pertahanan dari MARAPI Consulting & Advisory, Alman Helvas Ali, mengkritisi minimnya komitmen politik pemerintah Indonesia dalam proyek pengembangan jet tempur KFX/IFX atau KF-21 Boramae dengan Korea Selatan (Korsel).
Pada proyek ini, Korsel berkewajiban menanggung 60 persen cost share, Indonesia 20 persen, dan kontraktor Korea Aerospace Industries (KAI) 20 persen. Indonesia diminta untuk melunasi Rp14 triliun pada 2026, sementara pada 2024 pemerintah hanya mengalokasikan Rp1,25 triliun untuk cost share.
“Industri dirgantara, baik pesawat komersil atau tempur, tidak bisa lepas dari politik karena membutuhkan modal yang besar. Kalau pemerintah bisa menganggarkan pemindahan IKN (Ibu Kota Negara) sampai Rp31 triliun lebih, maka hanya persoalan komitmen politik saja untuk mengeluarkan Rp7 triliun untuk membayar cost-share,” kata Alman pada forum diskusi yang digelar di ASTHA District, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2023).