Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Nanik Sumatri, bupati Magetan saat sidak program MBG di SMPN 1. IDN Times/Riyanto.
Nanik Sumatri, bupati Magetan saat sidak program MBG di SMPN 1. IDN Times/Riyanto.

Intinya sih...

  • Guru perempuan rentan kekerasan dan pemiskinan struktural

  • 72% guru di Indonesia perempuan, sorot ketimpangan gender

  • Negara harus penuhi kewajiban perlindungan guru perempuan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Komnas Perempuan menjelaskan guru perempuan kerap menghadapi beban ganda dan tugas profesional di sekolah dan tanggung jawab domestik di rumah. Hal ini jarang dihitung sebagai kerja produktif.

“Kesejahteraan guru bukan sekadar tuntutan, melainkan kewajiban konstitusional negara. Tanpa guru yang sejahtera, mustahil pendidikan berkualitas dapat terwujud," kata Komisioner Komnas Perempuan, Devi Rahayu dalam keterangannya, Selasa (7/10/2025).

Hal ini jadi pembahasaan berkenaan dengan hari Guru Sedunia yang jatuh pada 5 Oktober. Komnas perempuan menyatakan, peringatan ini jadi momen advokasi global, negara wajib mengakhiri praktik diskriminasi dan pemiskinan struktural terhadap guru, khususnya guru perempuan.

1. Guru rentan kekerasan dan pemiskinan struktural

Siswa SMPN 9 OKU dìbawa ke Puskesmas, diduga keracunan usai santap MBG. (Dok. Istimewa)

Laporan CATAHU 2024 Komnas Perempuan mencatat bahwa perempuan pekerja di sektor pendidikan, termasuk guru, rentan mengalami diskriminasi berbasis gender, pelecehan seksual, hingga kekerasan dalam relasi kerja. Hal ini mempertegas perjuangan kesejahteraan guru tidak bisa dilepaskan dari perjuangan melawan kekerasan berbasis gender di ruang pendidikan.

Selain itu banyak guru masih berstatus honorer dengan gaji jauh di bawah kebutuhan hidup layak, bahkan di bawah upah harian buruh kasar.

2. Ada 72 persen guru di Indonesia perempuan, Komnas soroti ketimpangam gender

Ilustrasi gender (IDN Times/Aditya Pratama)

Komnas Perempuan juga menyoroti jumlah mayoritas perempuan yang profesi guru di Indonesia. Data yang ada disebut mencerminkan ketidaksetaraan gender di dunia kerja.

Pasalnya data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristekdikti), mencatat sekitar 3,19 juta guru di Indonesia pada Semester I TA 2024/2025 dengan rincian guru perempuan sebanyak 2.185.396 (72 persen) dan guru laki-laki sebanyak 834.384 (28 persen). Data yang ada menunjukkan besarnya peran guru, khususnya perempuan, dalam menggerakkan dunia pendidikan di Indonesia.

3. Desak negara penuhi kewajiban perlindungan guru perempuan

ilustrasi guru (IDN Times/Mardya Shakti)

Komnas Perempuan menegaskan negara harus menunaikan kewajibannya sesuai dengan instrumen internasional, mulai dari, CEDAW Pasal 11 yang menjamin hak perempuan untuk bekerja dalam kondisi adil, aman, dan setara.

Serta, SDGs Tujuan empat dan lima guna mengaitkan pendidikan berkualitas dengan kesetaraan gender dan juga ILO Convention 190 yang menegaskan hak pekerja untuk bebas dari kekerasan dan pelecehan di dunia kerja.

Editorial Team