Publik Betun Tetap Berdangdut Meski Konser Musik Malaka Sempat Ditunda

Betun, IDN Times – Meski ditunda, masyarakat Betun tetap menikmati musik dangdut di Konser Musik Perbatasan Malaka dan Kefamenanu (KMP-MK) 2019. Perubahan jadwal konser tidak berpengaruh pada isi acara. Orkes Suling Bambu pun tetap didaulat untuk ikut memeriahkan KMP-MK 2019.
KMP-MK 2019 mengalami pergeseran jadwal acara. Konser ini tetap digelar 24-25 April 2019 di Lapangan Paroki Kamanasa (MISI), Betun, Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pengisi acara utama tetap sama, yakni ada aksi penyanyi Timor Leste (Tiles), Maria Vitoria (Marvi), dan Bondan Prakoso asal Indonesia. Penampilan mereka semakin lengkap dengan sajian Orkes Suling Bambu.
“Konser musik tahun ini semakin spesial. Selain ada Marvi dan Bondan Praskoso, KMP-MK 2019 juga menggelar pesta dangdut. Para pengunjung bisa bergoyang sampai puas. Nantinya ada banyak lagu dangdut yang akan ditampilkan,” ungkap Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani, kemarin.
1. Beragam acara andalan tetap ditampilkan di Betun

Demi memeriahkan pesta musik di perbatasan, beragam acara andalan harus ditampilkan. Orkes Suling Bambu ini spesialis musik dangdut, seperti musik dangdut klasik hingga kontemporer akan disajikan lengkap. Selain itu, warna musik dangdut “koplo” yang saat ini marak. Semuanya ini akan Orkes Suling Bambu sajikan secara semarak.
“Siapa pun bisa bergabung di sini. Kami mengundang masyarakat Tiles untuk bergoyang bersama. Pasti seru bisa bergoyang bersama pengunjung lintas bangsa. Silakan bergoyang ria, tapi yang jelas harus tertib. Kami percaya masyarakat di perbatasan ini bisa menjaga ketertibannya dan menghormati satu sama lainnya,” kata Ricky.
2. Musik dangdut populer di zona perbatasan

Sama seperti di zona perbatasan lainnya, musik dangdut juga familier di perbatasan Tanah Timor. Warga Malaka sangat menyukai genre ini, seperti apresiasi dari masyarakat Tiles. Masyarakat Tiles juga suka musik dangdut, selain pop, rock, hip-hop, hingga regae. Karakter ini pun muncul dari figur Marvi. Figur ini memang juara The Voice Portugal 2018, tetapi sebelumnya gadis 18 tahun itu menekuni genre dangdut.
Marvi pernah masuk sebagai peserta Dangdut Academy (DA) Asia 2 tahun 2016. Penampilannya di atas panggung mampu membuatnya sampai ke Konser 4 Besar. Saat itu Marvi menjadi satu-satunya kontestan non-Indonesia yang tersisa. Langkahnya di DA Asia 2 harus terhenti karena mengantongi skor akhir 1.088. Akumulasi nilai itu terpaut 11 poin dari Rani (Indonesia) yang berada di atasnya.
Di Konser 4 Besar DA Asia 2, Marvi menyanyikan dua lagu. Penyanyi belia ini membawakan lagu “Mirasantika” milik Rhoma Irama dan lagu “Zaenal” yang Rita Sugiarto populerkan. “Musik dangdut ini digemari oleh berbagai latar belakang dan lintas bangsa. Untuk itu, Orkes Suling Bambu jangan sampai terlewatkan. Selain musik, ada banyak kemeriahan yang ditawarkan KMP-MK 2019,” kata Ricky.
3. Beragam budaya lokal juga ditampilkan dalam konser ini

Selama dua hari, ada beragam acara terbaik yang KMP-MK 2019 berikan. Konser musik ini juga tetap menampilkan keragaman budaya lokal. Tiga tarian khas Timor juga disajikan, seperti Tari Tebe, Likurai, dan Bidu. Ketiga tarian itu merupakan kekayaan tidak ternilai dan identitas di sana. Selain seni dan budaya, KMP-MK 2019 juga menyajikan bazar. Nantinya bazar itu akan diisi menampilkan kerajinan dan kuliner khas nikmat.
“Masyarakat di perbatasan Malaka-Tiles ini sangat mengapresiasi musik. Kehadiran musik dangdut ini akan menarik. Iramanya yang unik pasti membuat para pengunjung bergoyang. Silakan mengeksplorasi kemeriahan KMP-MK 2019. Sebab, event ini menyajikan beragam potensi wisata di Malaka. Semuanya ini tentu menarik,” tutur Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.