Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, mengatakan, petugas Tim SAR gabungan, pada Jumat (3/10/2025), kembali menemukan empat korban meninggal dunia dalam peristiwa ambruknya Pondok Pesantren (ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Total, ada sembilan orang meninggal dunia dalam peristiwa Pondok Pesantren Al Khoziny ambruk.
“Lebih dari 400 personel tim SAR gabungan bekerja siang dan malam selama 24 jam,” ujar Suhartoyo dalam keterangan tertulisnya.
Tim SAR gabungan yang terlibat yakni Basarnas, TNI-Polri, BPBD, Pemadam Kebakaran, Dinsos Tagana, Dinas PU dan SDA, serta sejumlah relawan. Tim SAR gabungan dalam melakukan pencarian menggunakan re-assesment dengan metode fisik, pemanggilan suara korban, hingga menggunakan peralatan khusus seperti Search Cam Flexible Olympus, Xaver 400 Wall Scanner, dan Multi Search Leader.
Pada proses tersebut, tidak menunjukkan adanya tanda-tanda korban selamat. Oleh karena itu, petugas melakukan pencarian dengan fokus evakuasi dan pembersihan menggunakan alat berat.
Menurut dia, pihak keluarga juga sudah merelakan proses pencarian menggunakan alat berat.
“Seluruh pihak keluarga korban sudah merelakan dan mengikhlaskan apabila alat berat ini masuk akan mengganggu kondisi jenazah di bawah reruntuhan,” kata dia.
Suhartoyo mengatakan, pembaruan data korban di posko BNPB dilakukan tiga kali, yakni setiap pukul 06.00 WIB, 12.00 WIB dan 12.00 WIB. Dia mengatakan, masih ada potensi korban meninggal dunia ditemukan kembali.
“Potensi penemuan jenazah akan ada lagi. Nanti akan kita sampaikan ke depannya,” ujar dia.
Saat ini, masih ada 54 orang yang dinyatakan hilang. Jumlah orang yang terdampak ada 166 orang pada kejadian mushola ambruk di Al Khoziny Sidoarjo.
Hal itu berdasarkan daftar absensi santri yang dirilis oleh pihak pondok pesantren. Total, ada 111 orang yang sudah ditemukan, 14 orang dirawat di rumah sakit, 89 orang diizinkan untuk pulang dan 9 orang meninggal dunia.