Kota Bogor Target Turunkan Angka Stunting Jadi 1.800 Orang

Intinya sih...
- Pemkot Bogor menargetkan menurunkan persentase stunting dari 18,2% menjadi 14% dengan kolaborasi pihak swasta.
- Program 'Pentinglur' dengan pemberian telur berhasil menurunkan angka stunting di Kota Bogor dan sembilan Kabupaten/Kota lainnya.
Bogor, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat menargetkan dapat menurunkan persentase anak mengalami kekerdilan (stunting) dari yang saat ini 18,2 persen atau 3.000 orang menjadi 14 persen atau 1.800 orang.
Upaya itu dilaksanakan Pemkot Bogor berkolaborasi dengan berbagai pihak swasta yang ada di wilayahnya. Terbaru, Pemkot Bogor menggaet salah satu manajemen hotel Bogor menjadi orang tua asuh bagi 24 anak di wilayah Kecamatan Bogor Tengah pada Senin, (30/10/2024).
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, penanganan dan pencegahan stunting merupakan program penting untuk memberikan intervensi bagi anak-anak yang akan menjadi penerus generasi Indonesia emas di masa mendatang.
“Saat ini, angka stunting di Kota Bogor yang semula berada di angka 3.000 telah turun menjadi 1.800. Diharapkan angka stunting di Kota Bogor yang saat ini 18,2 persen bisa turun menjadi 14 persen,” katanya.
1. Kota Bogor menuju zero stunting
Di internal Pemkot Bogor, intervensi penanganan dan pencegahan stunting dilakukan dengan program 'Pentinglur' atau pemberian telur sebanyak 1,5 kilogram (kg) dari ASN kepada anak-anak. Program yang konsisten ini membuat Kota Bogor bersama sembilan Kabupaten/Kota di Jawa Barat berhasil menurunkan angka stunting.
Sekda menambahkan, dengan cakupan penanganan dan pencegahan stunting yang meluas, kolaborasi dari pihak eksternal sangat diharapkan.
"Artinya, dengan telur kita bisa menurunkan 0,5 dari 18,7 menjadi 18,2 persen, dan sekarang kita tidak hanya berniat menurunkan stunting, tapi juga jangan ada stunting baru. Kita inginnya mencapai zero, sehingga cakupannya harus diperluas," kata Syarifah.
2. 1 kilogram telur dan 1 kilogram daging ayam setiap minggu
Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor Karina Soerbakti, yang juga Direktur PT Lorena Latersia Properti membawahi Swiss-Belinn Bogor menyatakan bahwa pihaknya selama enam bulan secara konsisten akan menyalurkan 1 kg telur dan 1 kg daging ayam setiap minggu untuk 24 anak di Kecamatan Bogor Tengah.
Ke depan, Karina mengatakan, intervensi untuk mencegah stunting ini juga akan menjadi program unggulan dari CSR yang disalurkan.
"Karena salah satu isu yang mengena bagi saya adalah stunting. Anak-anak ini adalah masa depan bangsa kita, jadi gizinya sangat penting untuk diperbaiki dari sekarang," ujar Karina.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya di DPRD, ia fokus memperjuangkan program pengentasan dan pencegahan stunting.
"Semoga apa yang kami lakukan ini bermanfaat dan bisa membawa berkah untuk warga Kota Bogor serta mengurangi angka stunting," ucapnya.
3. Bantuan makanan mengintervensi anak di bawah 2 tahun
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah, Rudy Mashudi menjelaskan, bahwa bantuan yang diberikan pihak swasta ini bertujuan untuk mengintervensi anak di bawah dua tahun (baduta).
Apa yang dilakukan oleh pihak swasta dengan menjadi orang tua asuh ini diharapkan bisa menjadi rujukan bagi pihak lain yang ingin memberikan makanan tambahan bagi bayi di bawah dua tahun.
Selain pemberian makanan tambahan, Pemkot juga rutin melaksanakan penyuluhan, edukasi, pemantauan kesehatan dan gizi, serta meningkatkan cakupan air minum dan air bersih.
"Dengan begitu, kita harapkan apa yang menjadi program ini bisa terus disinergikan atau dikolaborasikan bersama-sama untuk pengentasan stunting dan mencapai zero stunting baru," ujar Rudy.