Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 akhirnya tiba di Beirut, Lebanon setelah melalui perjalanan lebih dari 1 bulan. (Dokumentasi TNI AL)

Jakarta, IDN Times - Setelah mengarungi perjalanan di laut dan singgah di beberapa negara, KRI Sultan Iskandar Muda-367 akhirnya tiba di Dermaga nomor 4, Beirut, Lebanon, pada 15 Januari 2025. Kapal yang dikomandani Letkol Laut (P) Anugerah Annurullah mengangkut 120 prajurit untuk bertugas di UNIFIL. 

Ketibaan mereka di Beirut disambut Kuasa USaha Ad Interim (KUAI) KBRI Lebanon, Ahmad Ramadhan yang didampingi Ir Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP), Kolonel Laut (E) Junaedi dan PSOPP PMPP TNI, Kolonel Adm Adi Hartanto dan Komandan KRI Diponegoro-365 Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu. Ketibaan KRI Sultan Iskandar Muda untuk menggantikan satgas yang selama ini bertugas di KRI Diponegoro-365. 

Kemudian pada Jumat, 17 Januari 2025, KRI Sultan Iskandar Muda-367 melaksanakan upacara Transfer of Authority (ToA) dengan KRI Diponegoro-365. Proses itu dipimpin Commander RADM Richard Kesten di Dermaga 4. 

"Dalam upacara tersebut, Dansatgas MTF TNI Kongra XXVIII-P/UNIFIL Letkol Laut (P) Anugerah Annurullah, menerima penyerahan bendera United Nations (UN) dari Dansatgas MTF TNI Konga XXVIII-O/UNIFIL Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu. Upacara disaksikan langsung oleh MTF Commander selaku Inspektur Upacara," demikian isi keterangan tertulis TNI AL, Sabtu (18/1/2025). 

1. UNIFIL apresiasi Satgas KRI Diponegoro selama bertugas

KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 akhirnya tiba di Beirut, Lebanon setelah melalui perjalanan lebih dari 1 bulan. (Dokumentasi TNI AL)

Lebih lanjut, MTF Commander, Richard Kesten dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Satgas KRI Diponegoro-365 selama bertugas di Lebanon. Apalagi, Satgas dianggap telah berprestasi dan mengharumkan Indonesia di kancah global. 

"Apresiasi setinggi-tingginya kepada Satgas lama atas dedikasi yang kuat, dan performa yang outstanding selama pelaksanaan misi di daerah operasi di Lebanon," ujar Kesten seperti dikutip dari keterangan tertulis. 

Kesten juga menekankan kepada Satgas baru yakni KRI-Sultan Iskandar Muda-367 untuk segera beradaptasi dengan kondisi terkini. Selain itu, mereka juga diminta memberikan pengabdian serta profesionalisme terbaik agar misi satu tahun ke depan bisa berhasil. 

"Kami juga mengharapkan segala tuntutan dan tugas yang diemban di tengah situasi daerah dan misi yang dinamis, dapat dipenuhi," katanya. 

2. Penyerahan ToA menandakan peralihan tugas Satgas MTF

KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 akhirnya tiba di Beirut, Lebanon setelah melalui perjalanan lebih dari 1 bulan. (Dokumentasi TNI AL)

TNI AL mengatakan upacara Transfer of Authority merupakan puncak dalam rangkaian serah terima Satgas MTF Kontingen Garuda UNIFIL. Sebelumnya, kedua satgas juga telah melaksanakan CO Talk dan hand over atau take over (HOTO) internal troop contributing country (TCC) Indonesia sejak 15-16 Januari 2025. 

Langkah ini merupakan tindak lanjut perintah Panglima TNI untuk menjamin keberlanjutan peran Indonesia dalam misi perdamaian dunia, berdasarkan amanat konstitusi dan memastikan proses serah terima yang akuntabel. 

3. Pasukan TNI di UNIFIL harus dapat izin dari komandan sebelum bisa ditarik

KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 akhirnya tiba di Beirut, Lebanon setelah melalui perjalanan lebih dari 1 bulan. (Dokumentasi TNI AL)

Sebelumnya, muncul desakan agar pasukan TNI yang tergabung dalam UNIFIl agar ditarik. Hal itu lantaran dua personel yang bertugas di sana ikut terkena tembakan pasukan Israel yang mengarah ke markas pasukan penjaga perdamaian pada Oktober 2024. 

Dalam catatan Kementerian Luar Negeri, lebih dari 1.000 personel UNIFIL berasal dari Indonesia. Mereka mayoritas merupakan personel TNI. 

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayor Jenderal Hariyanto, mengatakan untuk penarikan personel dari UNIFIL butuh izin lebih dulu dari pimpinan UNIFIL yang kini dijabat Letnan Jenderal Aroldo Azàro dari Angkatan Bersenjata Spanyol. Sedangkan, PBB sudah memutuskan personel UNIFIL tetap memegang mandatnya di sana dan tidak ditarik. 

"Untuk evakuasi pengungsi yang berada di dekat perbatasan Israel harus seizin Force Commander. Sedangkan, untuk penarikan personel TNI sampai saat ini menunggu keputusan Force Commander UNIFIL," ujar Hariyanto ketika dihubungi pada 28 September 2024. 

Editorial Team