Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menghadapi krisis keuangan parah yang mengancam kelangsungan berbagai program kemanusiaan global. Per 9 Mei, negara-negara anggota baru membayar 1,8 miliar dolar AS dari total anggaran rutin 3,7 miliar dolar AS tahun ini.
Total dana yang belum dibayar mencapai 2,4 miliar dolar AS, digabung dengan tunggakan lama. Dari keterangan resmi yang diterima IDN Times melalui Pusat Informasi PBB di Indonesia (UNIC), Amerika Serikat tercatat sebagai penunggak terbesar dengan utang 1,5 miliar dolar AS.
Jumlah tersebut merupakan dampak kebijakan penahanan dana era pemerintahan Trump. Lalu, Amerika Serikat disusul China (597 juta dolar AS), Rusia (72 juta dolar AS), dan Arab Saudi (42 juta dolar AS) juga belum melunasi kewajibannya.
Anggaran misi perdamaian PBB turut terdampak. Per 30 April, tunggakan mencapai 2,7 miliar dolar AS. Sekjen PBB Antonio Guterres mendorong reformasi lewat inisiatif “UN80” yang menargetkan efisiensi, termasuk kemungkinan pemangkasan 20 persen staf.