Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screenshot_20250722_171100_YouTube.jpg
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi pada Peluncuran Program Akselerasi Pemenuhan dan Distribusi Dokter dan Dokter Spesialis melalui Sistem Kesehatan Akademik, pada Selasa (22/7/2025). (YouTube Kemdiktisaintek).

Intinya sih...

  • Program Akselerasi Pemenuhan dan Distribusi Dokter dan Dokter Spesialis melalui Sistem Kesehatan Akademik yang dapat dijalankan melalui penyesuaian kurikulum, strategi, hingga model kemitraan untuk percepat cetak dokter di berbagai daerah yang kekurangan tenaga medis dan tenaga kesehatan.

  • Ada tiga strategi untuk lancarkan Program Akselerasi Pemenuhan dan Distribusi Dokter dan Dokter Spesialis.

Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, menegaskan pentingnya kurikulum pada pendidikan tinggi yang berorientasi pada peningkatan mutu.

Brian mengatakan hal ini dalam peluncuran Program Akselerasi Pemenuhan dan Distribusi Dokter dan Dokter Spesialis melalui Sistem Kesehatan Akademik di Graha Direktorat Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, pada Selasa (22/7/2025).

"Tentu sistem kesehatan salah satu program strategis dari Diktisaintek yang berdampak. Pendidikan tinggi harus berorientasi pada peningkatan akses, mutu, relevansi, dan dampak sehingga kita bisa memenuhi apa yang diminta Pak Presiden, Asta Cita, juga menghasilkan tenaga medis yang berkualitas dan juga berbagai hilirisasi riset," ujarnya.

1. Penyesuaian kurikulum hingga model kemitraan untuk percepat cetak dokter

Direktorat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. (IDN Times/Rachel Kathryn).

Proses percepat cetak dokter dilakukan dengan satuan tugas (satgas) meliputi:

  1. Pemetaan kemitraan FK dan RS Pendidikan dari 8 mitra FK pendamping

  2. Pemetaan deregulasi kebijakan

  3. Penyusunan program dan strategi implementasi

  4. Penyusunan roadmap dan timeline

  5. Penyusunan pedoman/guideline program

  6. Penguatan strategi komuniasi kepada para pemangku kebijakan

"Jadi ini baru langkah awal, kami meminta satgas ini nantinya terus bertemu dengan seluruh stakeholder," ujar Brian. Lebih lanjut, terdapat model kemitraan untuk menjadi penguat bertumbuhnya layanan kesehatan Indonesia.

"Selanjutnya, kita ingin melakukan penguatan dari sistem kesehatan yang ada, kemudian juga peningkatan kapasitas, dan ini yang kemudian bagaimana kita bisa bergandengan tangan melakukan kemitraan, baik antara prodi-prodi, yang sudah baik, yang sudah kuat, itu bisa membantu," ujarnya.

2. Tiga strategi untuk lancarkan Program Akselerasi Pemenuhan dan Distribusi Dokter dan Dokter Spesialis

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto dalam Peluncuran Program Akselerasi Pemenuhan dan Distribusi Dokter dan Dokter Spesialis melalui Sistem Kesehatan Akademik, pada Selasa (22/7/2025). (YouTube Kemdiktisaintek).

Brian menjelaskan tiga strategi yang telah dibentuk untuk mencapai keberhasilan program ini. Strategi tersebut meliputi:

  1. Pembukaan prodi baru dan peningkatan kuota mahasiswa dengan model kemitraan perguruan tinggi (periode 2025/2026) dengan total penambahan 147 prodi (57 FK), 125 prodi spesialis, 23 prodi subspesialis, dan 355 rumah sakit baru sebagai rumah sakit mitra.

  2. Penempatan residen senior, diharapkan adanya quick wins di Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua, serta kolaborator Sp.Rad dan Sp.Pk. di Pulau Sulawesi.

  3. Penguatan kemitraan dengan pemerintah daerah (pemda), kementerian/lembaga, dan stakeholders.

"Nah itulah yang kemudian kami lihat dari berbagai kerja sama ini, seperti kita bisa meningkatan juga jumlah yang tadi disampaikan, terutama oleh Pak Menkes, yang memang cukup banyak kebutuhannya," ujarnya.

3. Dampak positif praktik Sistem Kesehatan Akademik (SKA) 2024 yang harus ditingkatkan di 2025

Suasana Peluncuran Program Akselerasi Pemenuhan dan Distribusi Dokter dan Dokter Spesialis melalui Sistem Kesehatan Akademik, pada Selasa (22/7/2025). (IDN Times/Rachel Kathryn).

Sistem Kesehatan Akademik (SKA) atas inisiatif Kemenkes dan Kemendikbudristek sepanjang 2022-2023 membuktikan 16 provinsi telah membentuk tim koordinasi.

Brian mengatakan, yang menjadi fokus saat ini adalah bagaimana mengatasi yang masih kurang agar dapat dikembangkan.

"Teman-teman di Fakultas Kedokteran, di kampus-kampus, para rektor itu sudah melakukan berbagai upaya yang memang terjadi peningkatan meskipun tetap masih kurang," ujarnya.

Dampak dari SKA 2022-2024 yang harus dikembangkan di tahun 2025 meliputi:

  • Penambahan 28 FK (Fakultas Kedokteran) baru, dari 95 menjadi 123.

  • Penambahan lebih daari 100 prodi spesialis baru, dari 2022 ke 2024

  • Kuota mahasiswa baru dokter speialis per tahun meningkat 34 persen

  • Lulusan dokter spesialis per tahun meningkat lebih dari 30 persen.

Editorial Team