Langkanya Quality Time di Keluarga Zaman Now

Jakarta, IDN Times – Keluarga menjadi tempat pertama bagi seorang anak untuk belajar dan bertumbuh dengan baik. Dukungan dan kasih sayang yang diberikan orangtua bisa membentuk karakter anak hingga dewasa.
Salah satunya melalui quality time. Dalam kegiatan ini, orangtua bisa mencurahkan perhatian lebih di tengah kesibukan yang mungkin mencuri waktu kebersamaan bersama keluarga.
Psikolog Anak dan Remaja dari Yayasan Pulih, Gisella Tani Pratiwi mengatakan quality time menjadi hal yang sebenarnya sederhana untuk dilakukan oleh keluarga. “Tapi nyatanya itu sangat sulit dilakukan,” kata Gisella kepada IDN Times di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Jakarta, belum lama ini.
Banyak orangtua yang justru menggunakan waktu bertemu dengan anak untuk menanyakan hal-hal yang sifatnya kurang membangun komunikasi. Seperti pertanyaan mengenai nilai di sekolah hingga tugas pekerjaan rumah sang anak.
“Kalau kita bertemu dengan anak, kita menatap matanya tidak? Kita bertanya tidak gimana tadi di sekolah? Karena biasanya kalau bertemu pasti yang ditanyakan itu soal PR, nilanya berapa? Jangan lupa kerjakan PR. Padahal basic-nya bertemu anak itu ya, kita mau ngapain nih? Mau melakukan apa bersama-sama?” jelasnya.
1.Quality time membuat anak merasa diterima oleh keluarga
Gisella mengatakan, quality time yang diciptakan orangtua kepada anaknya, bisa membangun sebuah konsep bahwa si anak merasa diterima di dalam keluarga. Karena di dalam quality time itu, anak diajak berkomunikasi, berdiskusi, hingga menjadi diri sendiri.
Selain untuk kedekatan komunikasi antar anak dan orangtua, tambah Gisella, quality time ini bisa membuat anak merasa diterima. Si anak akan merasa mendapatkan dukungan yang besar dari segala aspek oleh orangtuanya. "Jadi anak bisa lebih termotivasi dan komunikasi pun menjadi lancar,” katanya.