Anies: COVID-19 di DKI Masuk Tahap Turbulens, Kencangkan Sabuk!

Anies gambarkan kondisi kedaruratan COVID-19 di ibu kota

Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakara Anies Baswedan memberikan seruan kepada jajarannya terkait kondisi pandemik COVID-19 di DKI Jakarta. Lewat siaran langsung yang ditayangkan secara daring, Anies mengungkapkan Jakarta saat ini sedang masuk ke kondisi turbulens. Jajarannya pun diminta mengencangkan ikat pinggang.

Dia menunjukkan peningkatan kasus COVID-19 di DKI kian signifikan. Kasus aktif di Jakarta dalam waktu delapan hari naik dua kali lipat

"Tanggal 16 Juni angkanya 12 ribu kasus aktif. Kita lihat delapan hari kemudian yaitu tanggal 24 juni. Pada tanggal 24 juni ini menjadi 40.637, dua kali lipat," ujar Anies, Jumat (2/7/2021).

"Sebagai gambaran kasus aktif, saya ingin kita semua bersiap, ini yang saya maksud tadi kita masuk ke turbulence. Semua kencangkan sabuk pengaman. Seatbelt-nya dipakai," kata dia.

Baca Juga: Waspada! COVID-19 Varian Kappa Muncul di Jakarta, Lebih Cepat Menular

1. Kasus aktif naik dua kali lipat tiap delapan hari, bisa capai 100 kasus per hari

Anies: COVID-19 di DKI Masuk Tahap Turbulens, Kencangkan Sabuk!Relawan Indonesia Bersatu Lawan COVID-19 melakukan tes cepat COVID-19 (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Pada19 Juni ada 27.112 kasus aktif. Delapan hari kemudian yakni 27 Juni, angkanya menjadi 57.295. Dia mengatakan, ini semua menggambarkan setiap delapan hari kasus meningkat sebanyak dua kali lipat. Artinya, jika hari ini angkanya 78 ribu dan situasi tidak berubah, kita akan mencapai angka di atas 100 ribu. 

"Jadi, kalau sampai ada 100 ribu kasus, berarti kita akan membutuhkan perawatan untuk 40 ribu orang. Ini jumlah yang fantastis. Dan ini adalah manusia yang harus diselamatkan yang pasti keluarganya khawatir, yang pasti keluarganya tegang. Dan risiko kematian ada di situ," kata Anies.

2. Kondisi saat ini kata dia tidak bisa dianggap biasa

Anies: COVID-19 di DKI Masuk Tahap Turbulens, Kencangkan Sabuk!Seorang ibu melihat proses pemakaman jenazah keluarganya yang meninggal dunia karena COVID-19 di TPU Srengseng Sawah, Jakarta, Kamis (14/1/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka area pemakaman untuk jenazah COVID-19 di TPU Srengseng Sawah karena Taman Pemakaman Umum (TPU) khusus COVID-19 telah penuh. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Dia juga menjelaskan bahwa kondisi Jakarta saat ini sudah tak bisa dianggap biasa. Hal ini disuarakan Anies berkenaan dengan penerapan PPKM Darurat mulai 3-20 Juli 2021.

"Dengan situasi seperti ini, maka kita tidak bisa menganggap ini kondisi biasa. Ini kondisi luar biasa," ujar dia.

Dia menjelaskan kondisi keterpaparan anak di DKI Jakarta dan adanya kasus varian baru yang masuk ke Jakarta berbarengan dengan lonjakan kasus.

"Ada dari 128 kasus ini, 29 balita, ada 6-18 tahun. Artinya, kita berhadapan jangan varian baru yang telah membuat lonjakan kasus lagi seperti dulu dimana kenaikannya perlahan-lahan. Sekarang, kenaikannya fantastis, cepat," ujar dia.

3. Walau fasilitas bisa dipenuhi, tenaga kesehatan terbatas

Anies: COVID-19 di DKI Masuk Tahap Turbulens, Kencangkan Sabuk!ilustrasi tenaga kesehatan. ANTARA FOTO/Fauzan

Dengan kondisi ini, Anies mengatakan bahwa ketersediaan tempat tidur bisa dipenuhi, namun personel yang bekerja di lapangan, yang merawat pasien tidak dengan mudah disediakan. Bila puskesmas kelurahan, kecamatan punya stok obat bagi pasien COVID-19, menurutnya hal itu bisa meminimalisir keterisian rumah sakit yang bisa diprioritaskan bagi pasien yang kritis.

"Kita harus segera bersiap, harus segera rapatkan barisan, harus segera bertanggung jawab Oleh karena itu dalam kesempatan ini cukup paparan ini. Saya ingin semua memperhatikan bahwa jangan kita jadi penonton," kata Anies.

4. Seluruh ASN di Jakarta harus terlibat dan turun tangan

Anies: COVID-19 di DKI Masuk Tahap Turbulens, Kencangkan Sabuk!Ilustrasi anak mengenakan masker (ANTARA FOTO/Fauzan)

Dia mengingatkan jajarannya, bahwa mereka adalah pihak-pihak yang berseragam dan memegang amanat negara untuk melindungi rakyat. Dia meminta jajaran DKI Jakarta seluruhnya turun tangan dan tidak hanya menonton keadaan penanganan COVID-19 di Ibu Kota.

"Seluruh ASN di DKI Jakarta. Ikut terlibat. Saya ulangi, semua turun tangan, semua fokus bantu penanganan," ujarnya.

Dia mengatakan, penanganan pandemik ini bukan hanya tupoksi satu dinas, bukan hanya tupoksinya penanganan bencana, tapi seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta.

5. Ada tiga prioritas penanganan pandemik COVID-19 di DKI Jakarta

Anies: COVID-19 di DKI Masuk Tahap Turbulens, Kencangkan Sabuk!Ilustrasi penanganan pasien virus corona. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini juga mengatakan bahwa jangan pernah ada ASN DKI Jakarta yang mengatakan bahwa ini bukan tanggung jawab dan bidang mereka, menurutnya saat ini semua dalam satu tanggung jawab.

Dia mengatakan bahwa setiap pandemik selalu melewati beberapa fase gelombang dan menurutnya DKI saat ini masuk gelombang kedua.

"Pengalaman kita sebelumnya dari pengalaman pandemi flu Spanyol terjadi dalam 3 gelombang. Gelombang kedua adalah yang tertinggi. Itu juga demikian pada kita. sekarang kita masuk ke Puncak gelombang kedua yang tingginya lebih dari ketinggian gelombang pertama," kata dia.

Maka dari itu, dia mengatakan ada tiga prioritas yang harus dijalankan, pertama, menyelamatkan yang sudah terpapar. Kedua, melindungi warga yang belum terpapar agar jangan sampai terpapar. Ketiga menolong mereka yang kesulitan memenuhi kebutuhan keseharian.

"Lakukan tiga prioritas ini dengan amat serius, seluruh jajaran di DKI Jakarta, Jangan hanya tunggu laporan, aktif cari apa yang bisa diamankan," kata Anies.

Baca Juga: Jokowi Putuskan Berlakukan PPKM Darurat Atasi Lonjakan COVID-19

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya