Aparat Tembak Mati Anggota KKB, Diduga Gunakan Anak Sebagai Tameng

KKB berjumlah 50 orang dengan membawa 17 senjata api

Jakarta, IDN Times - Aparat gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Nemangkawi terlibat adu tembak dengan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Akhirnya satu orang pimpinan Sabinus Waker bernama Rubinus (MD) tewas.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ahmad Musthofa Kamal, menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi di Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya sekitar pukul 05.00 WIT. Dalam kontak tembak ini, KKB diduga melibatkan anak di bawah umur sebagai tameng.

"Pada saat kejadian diketahui Kelompok Kriminal Bersenjata berjumlah 50 orang dengan membawa 17 senjata api yang terdiri dari orang dewasa dan melibatkan anak remaja namun dipersenjatai sebagai strategi tameng hidup KKB kelompok Sabinus Waker," kata dia kepada IDN Times, Selasa (27/10/2020).

1. Ada 50 orang KKB yang terlibat kontak tembak

Aparat Tembak Mati Anggota KKB, Diduga Gunakan Anak Sebagai TamengIlustrasi polisi. Dok. IDN Times

Pada saat kontak tembak tersebut, 50 orang bersenjata melakukan perlawanan kepada Tim gabungan TNI-Polri, maka tindakan tegas terukur diambil dan berhasil melumpuhkan dua tersangka atas nama Rubinus Tigau yang meninggal dunia dan Hermanus Tipagau yang kemudian ditangkap

"Saat ini telah diamankan oleh Tim Gabungan TNI-Polri untuk proses hukum lebih lanjut," kata dia.

Baca Juga: Seorang Terduga Anggota KKB Tewas Ditembak Aparat saat Kontak Senjata

2. Dua anggota KKB terlibat penembakan TGPF

Aparat Tembak Mati Anggota KKB, Diduga Gunakan Anak Sebagai TamengAnggota TGPF Intan Jaya, Bambang Purwoko tertembak oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) (Dok.TNI)

Kamal menjelaskan bahwa dua anggota KKB tersebut, terlibat dalam penembakan tim Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya.

Penembakan pada 9 Oktober 2020 itu dipimpin oleh Sabinus Waker dan mengakibatkan anggota TGPF Bambang Purwoko dan dua anggota TNI-AD terluka.

3. Sabius adalah adik Ayub Waker yang tewas pada 2019 silam

Aparat Tembak Mati Anggota KKB, Diduga Gunakan Anak Sebagai TamengKapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw bersama Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab dan Kabinda Papua Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon mengangkat beberapa pucuk senjata api yang diamankan saat penegakan hukum terhadap KKB di wilayah Mimika. (ANTARA/Evarianus Supar)

Kamal menjelaskan bahwa KKB pimpinan Sabinus Waker memiliki senjata api berjumlah 17 pucuk. kelompok Sabinus menamakan diri sebagai kelompok "Kemabu" dengan jumlah anggota 50 orang.

"Sabinus Waker merupakan adik dari Ayub Waker yang meninggal pada tahun 2019 lalu. Saat ini Sabinus Waker tidak punya pekerjaan tetap. Kehidupan sehari-hari dia mendatangi masyarakat melakukan pemerasan untuk dia dan kelompoknya, masyarakat di luar Freeport sering diperas," kata dia.

4. Aparat keamanan menghindari kontak dengan anggota KKB yang masih di bawah umur

Aparat Tembak Mati Anggota KKB, Diduga Gunakan Anak Sebagai TamengKepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol. Awi Setiyono (Dok. Humas Polri)

Karo Penmas Divhumas Polri Brigjenpol Awi Setiono dalam keterangan tertulis menyebut, kelompok yang menamakan diri "Kemabu" ini juga diduga sudah merekrut remaja Papua, bahkan ada yang masih di bawah umur.

Dengan kondisi tersebut, dia mengatakan, satgas gabungan TNI-Polri tidak menyasar anak di bawah umur dalam operasi penangkapan separatis, seperti yang disebarkan oleh sejumlah akun media sosial KKB.

"Kelompok ini telah meracuni pikiran remaja Papua, merekrut serta mempersenjatai mereka dengan tujuan sebagai tameng hidup agar mudah melarikan diri," kata dia.

5. TPNPB menyatakan bertanggung jawab penuh atas penembakan rombongan TGPF

Aparat Tembak Mati Anggota KKB, Diduga Gunakan Anak Sebagai TamengTim TGPF Intan Jaya saat melakukan investigasi lapangan (Dok.TGPF Intan Jaya)

Komando Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyatakan bertanggung jawab penuh atas penembakan rombongan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kematian Pendeta Yeremia Zanambani. Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom.

“Ya TPNPB bertanggung jawab, itu keputusan kami,” kata Sambom melalui pesan singkat dan rekaman video, dikutip dari media setempat, jubi.co.id, Sabtu, 10 Oktober 2020.

Sebby menjelaskan, pihaknya melakukan penembakan rombongan tim pencari fakta sebagai pesan menolak tim investigasi bentukan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD itu.

“Kami minta tim independen yang harus investigasi yaitu PBB, Komnas HAM, LSM HAM dan Gereja. Investigati menyeluruh, pelanggaran HAM sejak 1963,” kata dia.

Sementara, Juru Bicara TPNPB Intan Jaya Rimba Lawingga mengatakan penembakan di kampung Mamba, Distrik Sugapa, pada Jumat, 9 Oktober 2020 adalah pasukan TPNPB Kodav VII Kemabu, Intan Jaya. Penembakan berdasarkan Perintah Operasi dari Pimpinan TPNPB Intan Jaya Sabinus Waker, melanjutkan dan menjalankan perintah umum operasi dari Panglima Tinggi TPNPB.

“Untuk kami, penembakan terhadap Pdt Yeremia dilakukan oleh TNI. Jadi kami pikir tidak perlu tuding kami dan jangan kambing hitamkan kami. Karena kami tolak tim investigasi buatan Jakarta, maka kami melakukan penembakan,” kata Lawingga.

Alasan penembakan tersebut yakni menolak tim TGPF bentukan pemerintah. “Karena dari banyak kasus di Papua, ketika warga sipil jadi korban, kami yang selalu dikambinghitamkan,” kata Lawingga.

Baca Juga: Penyelundupan Senpi Ilegal ke KKB, Polri Janji Ungkap Pelaku Peredaran

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya