Kak Seto: Banyak Anak Stres dan Tertekan Belajar bersama Orangtua

Tak jarang, orangtua mengajari anak dengan sistem paksaan

Jakarta, IDN Times - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi, menyebutkan bahwa di tengah pandemik virus corona atau COVID-19, banyak anak-anak yang stres dan tertekan.

Hal ini berkaitan dengan kegiatan belajar dari rumah yang diterapkan selama masa tanggap darurat COVID-19

"Salah satunya adalah kadang cara orangtua menghadapi putra-putri tercinta, mereka dipaksa jadi guru di dalam rumah," kata Seto lewat telekonferensi di BNPB, Sabtu (25/4).

1. Orangtua kerap lakukan pemaksaan saat mengajarkan anak

Kak Seto: Banyak Anak Stres dan Tertekan Belajar bersama OrangtuaIlustrasi sekolah dari rumah. IDN Times/Arief Rahmat

Peran orang tua selama memberi bimbingan di rumah, menurut dia, kadang terlalu memaksakan kehendak. Orangtua mencoba untuk menjelaskan, menerangkan sesuatu dengan paksaan agar sang anak mengerti.

"Sehingga akhirnya yang muncul adalah anak-anak tertekan," kata dia.

Baca Juga: Konsep Membebaskan, Cara Homeschooler Dampingi Anak Belajar di Rumah

2. Anak lebih nyaman dengan cara mengajar guru

Kak Seto: Banyak Anak Stres dan Tertekan Belajar bersama OrangtuaGuru yang sambangi rumah muridnya karena tidak ada handphone untuk belajar di rumah (Facebook/ Avan Faturrahman)

Seto juga mengatakan bahwa banyak anak-anak yang rindu melakukan kegiatan belajar di sekolah, mereka rindu bertemu para guru. Anak-anak juga terbilang merasa lebih nyaman dengan cara guru menjelaskannya yang lebih tenang, lebih kreatif, dan sebagainya.

"Nah tekanan demikian tanpa disadari menimbulkan kekerasan kepada anak dan dampaknya anak-anak mengalami stres," kata Seto.

3. Pengawasan penggunaan gawai pada anak

Kak Seto: Banyak Anak Stres dan Tertekan Belajar bersama OrangtuaIlustrasi (IDN Times/Rochmanudin)

Kemudian, Seto juga menjelaskan contoh lain yang jadi masalah orang tua selama masa belajar di rumah, yakni penggunaan gawai yang berlebihan pada anak.

Karena kurangnya pendampingan dan kedekatan anak dengan orangtua, tak jarang anak-anak bisa mengunggah hal yang tidak sesuai usianya, seperti konten pornografi hingga kekerasan.

"Dan beberapa kali Mabes Polri sudah mencoba menggulung para penjahat predator seksual melalui media daring tadi. Tapi mohon jadi kewaspadaan kita," ujar dia.

Baca Juga: Siswa Belajar di Rumah, Orangtua Awas Terkecoh Alasan Belajar Bersama

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya