Kasus Bullying Siswa Binus Serpong Terpengaruh Masa Transisi Remaja

Cenderung mengalami emosi yang fluktuatif dan menggebu-gebu

Jakarta, IDN Times - Kasus perundungan sesama siswa Binus Serpong viral di media sosial. Korban mengalami kekerasan dari 11 orang siswa SMA kelas 12 berupa kekerasan fisik seperti pemukulan, penendangan, pengikatan, penyundutan rokok, hingga pengancaman. Salah satu terduga terlapor bahkan disebut sebagai anak dari seorang publik figur. 

Plh. Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Rini Handayani mengatakan usia para korban dan terduga terlapor ini adalah usia remaja. Saat ini mereka sedang mengalami masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa remaja, mereka cenderung mengalami emosi yang fluktuatif dan menggebu-gebu sehingga terkadang menyulitkan bagi mereka ataupun orang tua dan sekitar.

“Fluktuasi emosi yang dirasakan oleh mereka pun dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti hormonal, tekanan sosial, dan perkembangan identitas. Tindakan yang dilakukan oleh para terduga terlapor pun sangat mungkin dipengaruhi oleh sejumlah faktor termasuk nilai-nilai pribadi, norma sosial, tekanan dari teman sebaya atau lingkungan, hingga pemrosesan informasi yang salah. Hal tersebut menimbulkan perilaku pengabaian sosial sehingga mereka mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang,” kata Rini dalam keterangannya, Kamis (22/2/2024).

1. Perundungan itu tindakan agresif atau kekerasan

Kasus Bullying Siswa Binus Serpong Terpengaruh Masa Transisi RemajaPlh. Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA, Rini Handayani (Dok. KemenPPPA)

Rini mengungkapkan perundungan adalah salah satu bentuk tindakan agresif atau kekerasan. Hal ini melibatkan ketidakseimbangan kekuatan sehingga merugikan orang lain.

Ketidakseimbangan kekuatan itu dapat diartikan sebagai orang yang menggunakan kekuatan mereka seperti kekuatan fisik, akses informasi yang cenderung memalukan, atau popularitas untuk mengendalikan atau membahayakan orang lain.

Baca Juga: KPAI Desak Kominfo Tarik Video Kasus Bullying di SMA Binus Serpong

2. Pola asuh positif dan komunikasi jadi kunci terhindar perilaku negatif

Kasus Bullying Siswa Binus Serpong Terpengaruh Masa Transisi RemajaViral Geng Tai (GT) di sekolah Binus melakukan kekerasan hingga memakan korban. (twitter.com/BosPurwa)

Rini mengingatkan kepada orang tua agar selalu melakukan pengawasan dan memperhatikan segala sikap dan perilaku anak juga lingkungan sekitar agar dapat dengan mudah mendeteksi adanya perubahan atau ketimpangan pada anak. 

Pola pengasuhan positif dan komunikasi terbuka dengan anak pun menjadi kunci dalam pencegahan terpaparnya perilaku negatif pada anak. Keluarga memiliki peran utama dalam memberikan pengawasan terhadap perilaku dan tumbuh kembang anak dengan rutin melakukan deteksi dini terhadap potensi-potensi perilaku berisiko dan pencegahan kondisi serupa di lingkungan terdekat anak maupun masyarakat.

Baca Juga: Polisi akan Periksa Pelaku Bullying Siswa Binus School

3. Minta masyarakat tak sebarkan konten anak-anak tersebut

Kasus Bullying Siswa Binus Serpong Terpengaruh Masa Transisi RemajaIlustrasi bully. (IDN Times/Mardya Shakti)

Rini juga mengimbau agar masyarakat dan media tidak menyebarluaskan konten anak korban dan terlapor perundungan di sekolah Binus Serpong. 

“Kami juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat lebih berhati-hati untuk tidak menyebarluaskan foto maupun video yang melibatkan anak korban maupun sekelompok terduga terlapor, apalagi video yang memperlihatkan tindakan perundungan dengan jelas,” kata dia.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya