KemenPPPA: Kasus Santri Tewas di Kediri Alarm buat Sekolah Asrama
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bintang Balqis Maulana (14), santri asal Banyuwangi tewas di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al-Hanifiyyah Kediri, Jawa Timur. Bintang mengembuskan napas terakhirnya karena dianiaya. Motif para pelaku memukul korban karena jengkel susah dinasihati, terutama terkait perintah untuk salat berjamaah.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyayangkan dan mengutuk keras kembali terjadinya kasus kekerasan ini. Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar mengatakan, pihaknya akan terus mengawal dan memantau proses hukum para tersangka dan upaya pendampingan bagi keluarga anak korban. Kejadian ini, kata Nahar, jadi peringatan bagi institusi atau lembaga keagamaan berbentuk sekolah asrama.
“Kami di jajaran KemenPPPA mengucapkan bela sungkawa yang mendalam atas meninggalnya anak korban BB (14) akibat kekerasan fisik atau penganiayaan yang dialaminya, ketika sedang mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, Kediri. Kami juga sangat prihatin kekerasan masih terus terjadi di pondok pesantren dan bahkan menyebabkan korban meninggal. Ini menjadi alarm keras bagi institusi atau lembaga keagamaan berbentuk boarding school untuk lebih memberikan perlindungan kepada para santri mereka," kata dia, Kamis (29/2/2024).
Nahar mengungkapkan, KemenPPPA berharap tak ada lagi anak yang menjadi korban akibat kekerasan yang terjadi di lingkungan satuan pendidikan, khususnya pondok pesantren.
Baca Juga: Kronologi Kasus Penganiayaan Santri di Ponpes Kediri
1. Pondok pesantren sebut Bintang sakit lambung dan jatuh di kamar mandi
Dari informasi yang didapatkan oleh Tim Layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129, pada 23 Februari keluarga Bintang menerima kabar dari pondok pesantren bahwa sang anak meninggal dunia karena sakit lambung dan terjatuh di kamar mandi.
Editor’s picks
Pihak pesantren mengatakan, Bintang sudah dibawa ke rumah sakit tetapi tidak tertolong. Ketika keluarga menerima kepulangan jenazah, ditemukan darah yang mengalir dari keranda jenazah.
2. Saat dibuka kondisi jenazah penuh luka
Dari situlah kecurigaan keluarga semakin menguat dan meminta agar kain kafan korban dibuka. Kondisi jenazah disebut memprihatikan dengan adanya berbagai luka di sekujur tubuh. Keadaan tubuh juga lebam dan terdapat luka robek, luka sundutan rokok di kaki, luka menganga pada dada, hingga luka jeratan di leher.
“Dugaan penganiayaan yang dialami anak korban diperkuat dengan adanya bukti dari berbagai luka yang tampak jelas di sekujur tubuh," kata Nahar.
3. Ada empat nama yang terseret dalam kasus ini
Saat ini, KemenPPA sudah mendapatkan informasi terkait identitas terduga empat orang tersangka yaitu MN (18), MA (18), AF (16), dan AK (17) dan mereka sudah diamankan.
"Kami akan mengawal kasus ini hingga anak korban mendapatkan keadilan yang semestinya,” kata Nahar.