KemenPPPA: Perempuan Harus Berani Bersuara Jika Alami Kekerasan

Menteri PPPA sebut perempuan adalah SDM yang sangat berharga

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mengatakan Hari Perempuan Internasional 2022 merupakan momentum tepat membangun pengetahuan dan sinergi terkait perlindungan perempuan.

Dia menjelaskan, keberanian menyuarakan kepercayaan pada perempuan yang sudah mau membuka diri terkait kekerasan yang dialami atau diketahui adalah tugas bersama. Hal ini juga perlu diteruskan dengan memberi motivasi bagi perempuan lainnya yang masih terbelenggu dalam diskriminasi.

"Hanya dengan bersama-sama dan menyatukan kekuatan, kita dapat menciptakan dunia yang setara dan ramah bagi perempuan," kata Bintang dalam webinar internasional 'Perempuan Berdaya, Berani Bersuara', Kamis (10/3/2022).

1. Diam bukan pilihan, semua orang bagian dari solusi

KemenPPPA: Perempuan Harus Berani Bersuara Jika Alami KekerasanMenteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Bintang Puspayoga (Dok. Humas KemenPPPA)

Bintang mengatakan kesadaran kolektif sangatlah dibutuhkan baik dari pihak pemerintah, dunia usaha, media, lembaga masyarakat, akademisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga masyarakat secara umum.

"Kita semua, harus menjadi bagian dari solusi, karena diam bukanlah pilihan. Perempuan adalah kekuatan bagi diri, keluarga, bangsa dan negara, bahkan juga dunia," kata dia.

Baca Juga: Hari Perempuan Internasional, Jokowi: Perempuan Sosok Penyelamat 

2. Perempuan sumber daya manusia yang sangat berharga

KemenPPPA: Perempuan Harus Berani Bersuara Jika Alami KekerasanPemeriksaan suhu tubuh karyawan PT Pertamina (Persero) (Dok. Pertamina)

Peringatan Hari Perempuan Internasional 2022 dengan tema 'Gender Equality Today for a Sustainable Tomorrow', menurut Bintang merefleksikan kemajuan yang sudah dibuat oleh perempuan hingga saat ini.

Perempuan sudah menyuarakan perubahan, berkontribusi dalam pengambilan keputusan, serta untuk merayakan keberanian dan tekad perempuan yang memainkan peran luar biasa dalam berkontribusi pada komunitas, negara, dan dunia internasional.

“Semoga hari yang sangat baik ini, dapat menjadi pengingat bagi kita semua bahwa perempuan merupakan sumber daya manusia yang sangat berharga, yang dapat membawa kemajuan bagi semua dalam segala situasi, termasuk situasi krisis. Untuk itu, kesetaraan dan perlindungan bagi perempuan menjadi tujuan bersama yang tidak dapat ditawar lagi agar perempuan dapat turut berpartisipasi dalam seluruh lini pembangunan,” kata dia.

3. Angka kekerasan fisik dan perempuan pada 2021 sebanyak 26,1 persen

KemenPPPA: Perempuan Harus Berani Bersuara Jika Alami KekerasanGERAK Perempuan lakukan aksi di Monas untuk memeringati hari International Women’s Day, di halaman Monas, Minggu (8/3) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Bintang menjabarkan data dari Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2021 yang dilakukan KemenPPPA. Dijelaskan, kekerasan fisik dan atau seksual yang dilakukan pasangan dan selain pasangan tahun 2021 dialami oleh 26,1 persen atau 1 dari 4 perempuan.

Rentang usianya adalah 15-64 tahun selama hidupnya, angka ini secara total telah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan survei pada 2016.

4. Laporan kasus meningkat, tanda perempuan semakin berani bersuara

KemenPPPA: Perempuan Harus Berani Bersuara Jika Alami Kekerasan15 Bentuk Kekerasan Seksual Menurut Komnas Perempuan (IDN Times/Aditya Pratama)

Bintang menyayangkan fakta kekerasan yang ada di lapangan, fenomena ini terjadi lebih banyak menghantui perempuan dibandingkan laki-laki yang angkanya dinilai masih sangat memprihatinkan.

Bintang menyebut tren meningkatnya pelaporan kasus di tengah menurunnya prevalensi kekerasan secara umum merupakan hal yang cukup baik. Hal itu menandakan masyarakat mulai berani dan percaya untuk membuat laporan pengaduan kepada layanan pengaduan yang tersedia.

"Semakin masifnya penggunaan media sosial juga turut andil untuk mengungkap berbagai kasus kekerasan. Tentunya hal ini juga tidak terlepas dari keberanian para perempuan dalam mendobrak konstruksi sosial yang selama ini membungkam perempuan. Inilah mengapa perempuan harus berani bersuara dan suara mereka harus didengar,” kata dia,

Baca Juga: Mengenal Istilah Femisida, Perempuan yang Dibunuh karena Dia Perempuan

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya