Kisah Perantau Jalani Lebaran di Jakarta, Salat Id di Atap Indekos
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pandemik virus corona atau COVID-19 menjadikan momen Hari Raya Idulfitri menjadi berbeda. Karena adanya aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan larangan mudik, tak sedikit perantau yang harus mengurungkan niatnya untuk berjumpa dengan keluarga.
Pemandangan berbeda terlihat dari indekos perantau di di Gang Kelinci, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Mereka menggelar Salat Idulfitri di teras atap rumah (roof top) indekos mereka.
Dilansir melalui Antara, para perantau ini berasal dari berbagai daerah, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi, hingga Sumatera. Mereka bekerja dari berbagai sektor di Jakarta.
1. Ada yang menjadi imam, ada pula yang berikan khotbah
Salat Idulfitri berjemaah tersebut diikuti oleh peserta yang terbatas. Salah satu dari mereka bertindak sebagai imam dan satu lainnya menjadi penyampai khotbah Idulfitri.
Hal yang para perantau ini lakukan telah sesuai dengan tuntunan Salat Idulfitri yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), di mana jika Salat Idulfitri diikuti lebih dari empat orang, maka dapat diisi dengan khotbah.
"Setelah berpuasa selama 30 hari, tidak lengkap rasanya bagi umat Muslim untuk tidak melaksanakan Salat Id," kata salah seorang perantau asal Palu, Sulawesi Tengah, Fauzi Lamboka.
Baca Juga: Sesuai Fatwa MUI, Ini Panduan Salat Idulfitri di Rumah saat COVID-19
2. Jadikan atap tempat Salat Idulfitri karena indekos terlalu kecil
Editor’s picks
Dia mengatakan bahwa Salat Idulfitri adalah puncak kemenangan setelah menjalani puasa dengan menahan lapar dan nafsu selama satu bulan lamanya.
Walau pun saat ini masa pandemi COVID-19 dan pemberlakuan PSBB di DKI Jakarta, Fauzi dan kawan-kawan masih bisa melaksanakan Salat Idulfitri berjemaah sesuai anjuran pemerintah.
"Karena anjuran pemerintah untuk melaksanakan di rumah, namun ukuran indekos yang kecil, kami mendapatkan tempat di 'roof top' indekos yang bisa digunakan salat berjemaah dengan makmum lima orang," kata Fauzi.
3. Tahan ego untuk tak bawa penyakit kepada keluarga
Bapak tiga anak ini merasa bahwa Idulfitri kali ini sangat berbeda, sebab selain menahan lapar, haus dan hawa nafsu saat puasa, juga harus menahan rasa ego untuk tidak mudik ke kampung halaman bersama keluarga.
"Kami sadari, jika tetap memaksakan diri untuk pulang bersama keluarga, kami akan membawa penyakit kepada mereka yang sehat di kampung halaman," kata Fauzi.
4. Ajak semua ikuti aturan pemerintah
Dalam khotbah Idulfitri-nya, dia mengajak peserta Salat Idulfitri yang berlangsung di tengah pandemik COVID-19 betul-betul bisa melaksanakan imbauan pemerintah untuk menjaga kesehatan, membudayakan hidup bersih dan sehat serta makan-makanan yang bergizi, hingga menggunakan masker dan jalani kegiatan di rumah.
"Setelah Salat Idulfitri dan saling memaafkan, marilah kita teruskan menyinari rumah kita dengan salat, bacaan Al-Quran dan salawat, serta menjauhkan diri dari godaan setan," kata Fauzi.
Baca Juga: Niat Salat Idulfitri, Tata Cara Salat Id Sendiri Atau Jamaah di Rumah