KPAI Desak Tindakan Pencegahan Buntut Perang Sarung Berujung Maut

Perlu libatkan anak dalam ibadah dan kegiatan Ramadan

Jakarta, IDN Times - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyayangkan terjadinya perang sarung yang menyebabkan korban jiwa. Kejadian itu membuat satu orang remaja 17 tahun berinisial AA di Bekasi meregang nyawa.

Perang sarung juga terjadi di Kota Malang, Jawa Tengah yang dibarengi dengan besi dan parang. Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, mengatakan, perlu perencanaan agar ada antisipasi pencegahan hal tersebut bersama-sama.

“Kita punya persoalan meningkatnya kekerasan yang dialami anak ketika mereka libur sekolah. Karena tidak adanya yang terpanggil di daerah terdekat untuk mengarahkan anak-anak dalam kegiatan dekat rumah dan lingkungannya,” ujar Jasra dalam keterangannya kepada IDN Times, Senin (18/3/2024).

Baca Juga: Keluarga Akhiri Hidup di Jakut Libatkan Anak, KPAI: Itu Kekerasan

1. Program yang disediakan untuk kurangi tawuran anak

KPAI Desak Tindakan Pencegahan Buntut Perang Sarung Berujung MautIlustrasi kekerasan terhadap anak (IDN Times/Sukma Shakti)

KPAI berharap agar sumber daya manusia (SDM) seperti organisasi masyarakat Islam, pesantren dan lembaga keagamaan bisa memasifkan kegiatan libur anak selama Ramadan. Contohnya seperti pesantren kilat, tidak melakukan kegiatan di jalanan dan keramaian.

“Sehingga KPAI berharap, ada program yang dibangun di setiap masjid, musala, lingkungan yang mengimbau, dan mengajak anak-anak mengurangi tawuran,” kata Jasra.

Baca Juga: KPAI: Peningkatan Kasus TPPO pada Anak Dipengaruhi Kemajuan Teknologi

2. Panduan materi, pencegahan, dan layanan kekerasan anak

KPAI Desak Tindakan Pencegahan Buntut Perang Sarung Berujung MautRemaja diamankan diduga hendak perang sarung. (IDN Times/Istimewa)

Selain itu, kata dia, penting adanya informasi dari Kementerian Agama, Kemendikbud Ristek agar ada materi ceramah guna mengurangi tawuran.

“Saya kira ormas-ormas agama seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah bisa membuat semacam panduan untuk materi, pencegahan, dan layanan kekerasan anak agar ada penanganan terpadu, sebagaimana yang diinginkan pemerintah dalam regulasi," katanya.

Baca Juga: KPAI: Peningkatan Kasus TPPO pada Anak Dipengaruhi Kemajuan Teknologi

3. Libatkan anak dalam ibadah dan kegiatan Ramadan

KPAI Desak Tindakan Pencegahan Buntut Perang Sarung Berujung MautSejumlah remaja ditemukan hendak melakukan perang sarung di Pontianak. (IDN Times/Polresta Pontianak).

KPAI juga mendorong prinsip partisipasi anak dengan mengajak anak ikut beribadah selama Ramadan. Selain itu, perlu adanya pengawasan aparat penegak hukum.

Jasra mengatakan, sebenarnya salah satu keberhasilan cegah tawuran perang sarung, sangat penting dengan kegiatan Ramadan yang diisi oleh anak, mengajak anak, atau memberi kegiatan yang disukai anak anak, namun dikemas dengan tema Ramadhan. 

“Jadi cegah perang tawuran sarung ini, kuncinya bagaimana anak anak terlibat aktif dan mau berpartisipasi dalam kegiatan Ramadan yang kita rencanakan dari dekat rumah, tempat ibadah dan lingkungan,” katanya.

Baca Juga: Pemerintah Akan Beri Cuti Ayah, KPAI: Kurangi Kekerasan pada Anak

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya