Sekeluarga Tewas di Malang, Anak yang Selamat Berusaha Kuatkan Diri

Anak korban AKE berusaha menguatkan dirinya

Jakarta, IDN Times - Kasus satu keluarga di Malang, Jawa Timur diduga mengakhiri hidup, meninggalkan duka bagi satu anak yang tersisa. Anak berinisial AKE (12) ditinggalkan ayah, ibu dan saudara kembarnya yang tewas bersamaan.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengatakan AKE hingga kini masih dalam kondisi terpukul.

"Anak korban AKE merasakan sedih yang mendalam karena ia ditinggalkan oleh semua keluarga intinya. Meskipun terpukul, anak korban AKE berusaha menguatkan dirinya dan mampu menanggapi para pelayat yang hadir,” kata Deputi Perlindungan Anak KemenPPPA, Nahar Senin (18/12/2023).

1. Anak AKE kerap menangis saat menjawab pertanyaan

Sekeluarga Tewas di Malang, Anak yang Selamat Berusaha Kuatkan DiriKunjungan KemenPPPA pada korban paedofilia asal PadangDeputi Perlindungan Anak, Nahar mengunjungi TR di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Selasa (3/11). (Dok. Humas KemenPPPA)

Selama proses pendampingan berjalan, AKE disebut kooperatif dan mampu menjawab berbagai pertanyaan, meski terkadang dia menangis saat menjawab pertanyaan yang membuatnya sedih. 

Selain mendampingi anak korban AKE, pendampingan terhadap keluarga terdekat juga dilakukan dengan memberikan penguatan dan dukungan awal. Nantinya akan dilakukan asesmen lebih mendalam guna mengetahui kondisi psikologis anak korban AKE dan keluarga korban untuk mengetahui dampak dari kejadian tersebut.

“Kami juga akan memastikan pemenuhan hak dari anak korban AKE di sela proses pendampingan dan penanganannya. Saat ini, pendampingan psikologis akan menjadi fokus utama kami sebagai upaya meminimalisir munculnya dampak psikologis seperti trauma atau tekanan emosi lainnya akibat peristiwa traumatis yang terjadi khususnya kepada anak korban AKE,” katanya.

Baca Juga: KPAI Catat 37 Anak Akhiri Hidup Sepanjang Januari-November 2023

2. Berharap masyarakat bisa mendeteksi ancaman

Sekeluarga Tewas di Malang, Anak yang Selamat Berusaha Kuatkan DiriDeputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Nahar,/ dok KemenPPA

Nahar juga meminta pada keluarga dan semua pihak agar selalu melakukan pengawasan terhadap lingkungan sekitar agar dapat dengan mudah mendeteksi jika adanya ancaman yang membahayakan pihak-pihak lain, khususnya anak. 

Nahar juga mengimbau agar masyarakat segera melapor kepada pihak berwajib jika mendapatkan atau menemui kasus kekerasan yang melibatkan perempuan dan anak di sekitarnya. 

Segala bentuk kasus kekerasan segera melaporkannya kepada Layanan SAPA 129 Kemen PPPA melalui kanal hotline 129 atau WhatsApp 08111-129-129 atau melaporkan ke polisi setempat.

Baca Juga: Kemen PPPA Dorong Ungkap KDRT dalam Kasus 4 Anak Tewas di Jagakarsa

3. Hotline bantuan yang bisa dihubungi

Sekeluarga Tewas di Malang, Anak yang Selamat Berusaha Kuatkan DiriIlustrasi Hotline. (IDN Times/Aditya Pratama)

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.

Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang(024) 6722565

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor(0251) 8324024, 8324025

RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta(021) 5682841

RSJ Prof Dr Soerojo Magelang(0293) 363601

RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang(0341) 423444

Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya