STIP Bakal Tambah CCTV Usai Taruna Tewas, FSGI: Tak Selesaikan Masalah

Hal yang harus diubah kata Retno adalah mindset

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan wacana memperbanyak CCTV di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta tidak menyelesaikan masalah kekerasan yang terjadi di sekolah kedinasan itu.

Menurut Retno, anak-anak sudah paham di mana kekerasan bisa mereka lakukan. Hal ini adalah respons dari kasus Putu Satria Ananta Rustika (19) tewas akibat dianiaya seniornya, TRS (21). Pengawasan yang lemah, kata Retno, jadi salah satu penyebab kekerasan masih langgeng terjadi di STIP.

“Jadi faktor penyebabnya satu, pengawasan yang lemah kalau pernyataan, pimpinan STIP bahwa akan ditambah dengan CCTV itu sebenarnya tidak menyelesaikan masalah. Sekarang mau ditambah beberapa CCTV. Anak-anak itu mempelajari, para taruna itu Kenapa ditaruh di kamar mandi? Karena di kamar mandi nggak ada CCTV. Nah andaikanpun ditambahin, siapa yang mau mantau 24 jam, melek,” kata dia kepada IDN Times, Rabu (8/5/2024).

1. Ubah mindset bahwa kekerasan tak ada gunanya

STIP Bakal Tambah CCTV Usai Taruna Tewas, FSGI: Tak Selesaikan MasalahSTIP Jakarta (indonesiacollege.co.id)

Sekalipun jumlah CCTV yang ditambah banyak, hal itu kata Retno tidaklah efektif mengingat luasnya bangunan STIP Jakarta. Apalagi harus melakukan pemantauan secara terus-menerus.

Upaya evaluasi dari sisi teknologi kata dia tidak sepenuhnya membantu. Hal yang perlu digalakkan kata dia adalah perubahan pola pikir terkait tindakan kekerasan antara junior dan senior di sekolah kedinasan.

“Tapi yang menurut saya butuh dilakukan adalah perubahan mindset. Perubahan mindset dari si dosen, pengasuh asrama, kemudian para taruna dan taruninya gitu loh. Jadi mereka harus diubah mindsetnya bahwa kekerasan itu nggak ada gunanya,” kata dia.

Baca Juga: Beredar Rekaman CCTV Taruna STIP Digotong Usai Dianiaya Senior

2. Mindset orang-orang yang dipantau juga harus berubah

STIP Bakal Tambah CCTV Usai Taruna Tewas, FSGI: Tak Selesaikan MasalahIlustrasi STIP (dok. Kemenhub)

Para taruni dan taruna, kata Retno, harus ditanamkan pemikiran bahwa segala bentuk kekerasan itu berdampak buruk dan tak boleh dilakukan apalagi di satuan pendidikan meski ada tindakan yang salah.

“Nah itu yang harus dibangun justru, bukan kemudian nambah teknologi. Seolah berubah, sementara mindset orangnya yang mau dipantau itu nggak pernah diubah. Jadi ini menurut saya penting nggak tadi, mengubah mindset seluruh yang ada di dalam sistem pendidikan ini, di STIP ini,” kata dia.

Baca Juga: Taruna Tewas di Tangan Senior, STIP Evaluasi dan Benahi Pola Asuh 

3. Rancangan evaluasi yang dilakukan STIP

STIP Bakal Tambah CCTV Usai Taruna Tewas, FSGI: Tak Selesaikan MasalahRekaman CCTV kasus penganiayaan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) (dok. IDN Times/Istimewa)

Karena kejadian ini, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kementerian Perhubungan langsung mengevaluasi dan membentuk tim investigasi internal. Salah satu bentuk evaluasi yang dilakukan adalah dengan menambah jumlah CCTV pada titik buta atau blank spot di STIP.

Selain itu, ada wacana untuk meniadakan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kekerasan, peningkatan peran pengasuh taruna, serta melibatkan secara aktif stakeholder yang berkaitan erat dengan proses pembentukan karakter, seperti Ikatan Alumni dan asosiasi profesi pelaut.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya