Survei BKT Kemenhub: Puncak Arus Mudik Terjadi pada H-2 Lebaran

13,74 persen masyarakat bakal mudik dua hari sebelum lebaran

Jakarta, IDN Times - Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan memaparkan hasil survei potensi pergerakan angkutan lebaran 2024.

Survei dilakukan secara daring dengan target 15 ribu responden dari populasi penduduk Indonesia di 38 provinsi. Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin dengan margin of error (MoE) sebesar 0,82 persen.

Hasilnya, sebanyak 71,7 persen responden mengungkapkan akan pergi mudik. Sedangkan, ada 28,3 persen lainnya mengaku tak akan pulang kampung pada momen Idul Fitri 2024.

BKT Kemenhub mencatat sebanyak 167,2 juta orang melakukan perjalanan dari H-7 hingga H+7 lebaran. Secara detil data menunjukkan pergerakan masyarakat mudik telah dimulai sejak sebelum H-7 lebaran, Rabu 3 April 2024. 

“Potensi pergerakan nasional pada 2024 71,7 persen atau sebanyak 193,6 juta orang,” tulis BKT dikutip dari hasil survei, Senin (25/3/2024).

1. Masyarakat mulai mudik sejak sebelum H-7 lebaran

Survei BKT Kemenhub: Puncak Arus Mudik Terjadi pada H-2 LebaranSalat tarawih 1 Ramadan 1445 Hijriah di Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB, Senin malam (11/3/2024). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sebelum H-7, diprediksi sebanyak 10,97 persen orang akan melakukan perjalanan mudik. Sementara, tepat saat H-7 yang jatuh pada Rabu 3 April 2024, jumlah pergerakan diperkirakan mencapai 7,36 persen.

Persentase orang menjalani mudik menurun pada H-6 lebaran hingga 2,17 persen. Lalu, jumlahnya naik kembali saat memasuki H-5 lebaran menjadi 8,07 persen.

Kemudian, sebanyak 11,98 persen dan 11,94 persen dari total pemudik memilih berangkat pada H-4 dan H-3 lebaran. Puncak arus mudik baru terjadi pada H-2 Lebaran yang jatuh saat cuti bersama pada 8 April 2024 dengan jumlah 13,74 persen.

Sedangkan, memasuki H-1 dan hari Lebaran pertama, jumlah perjalanan masing-masing mencapai 5,93 persen dan 6,38 persen.

Persentase keberangkatan menurun pada hari kedua menjadi 5,51 persen. Setelah hari ketujuh, persentase perjalanan turun drastis menjadi 2,70 persen.

Baca Juga: Survei BKT Kemenhub: 193,6 Juta Orang Bakal Mudik Lebaran 2024 

2. Pergerakan mulai kembali dari mudik sejak H+3 lebaran

Survei BKT Kemenhub: Puncak Arus Mudik Terjadi pada H-2 LebaranSejumlah calon pemudik menunggu jadwal keberangkatan bus di Terminal Pondok Pinang, Jakarta, Selasa (18/4/2023). (IDN Times/Herka Yanis)

Saat lebaran kedua yang jatuh pada 11 April 2024, tercatat 6,40 persen orang akan pulang atau jumlahnya mencapai 12,39 juta orang. Jumlahnya belum tertalu banyak mengingat itu bertepatan dengan cuti bersama. 

Pada H+1 setelah lebaran yang jatuh pada Jumat 12 April 2024, tercatat sebanyak 8,04 persen orang akan kembali dari mudik. Kemudian, memasuki H+2 tercatat ada 11,51 persen orang kembali dari mudik. 

Puncak arus balik yang dicatat BKT diperkirakan terjadi pada H+3 setelah Idul Fitri,  yakni pada Minggu 14 April 2024. Persentasenya mencapai 21,16 persen atau setara dengan 40,99 juta orang.

Setelah itu, persentase perjalanan kembali usai mudik menurun, dengan persentase sebanyak 12 persen saat H+4, menurun jadi 8,43 persen ketika H+5, kembali merosot jadi 4,45 persen memasuki H+6, naik lagi 10,68 persen pada H+7 mencapai 10,68 persen, hingga meningkat 17,33 persen usai tujuh hari setelah Lebaran.

3. Angka pergerakan masyarakat mengalami peningkatan

Survei BKT Kemenhub: Puncak Arus Mudik Terjadi pada H-2 Lebaranilustrasi mudik (IDN Times/Aditya Pratama)

Survei ini menunjukkan perubahan potensi pergerakan masyarakat saat lebaran pada tahun sebelumnya yakni 2022, 2023 dan 2024.

Pada 2022 ada 31,6 persen atau 85,5 juta orang diperkirakan mudik. Setahun setelahnya, ada 45,8 persen atau sebanyak 123,8 juta orang diperkirakan menjalani mudik.

Kini, pemerintah akan memberlakukan kebijakan yang efektif untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik. Sehingga, tidak menimbulkan kepadatan di simpul dan ruas jalan melalui pola perjalanan, pola transportasi, dan pola lalu lintas.

"Pengaturan waktu mudik, penyelenggaraan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas terutama pada daerah yang beresiko terjadi kepadatan luar biasa akan kami lakukan," kata Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi.

Baca Juga: Hindari Kepadatan, Menhub Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya