Viral Video Nakes Dipaksa Buka APD oleh Warga di Malang, Ini Faktanya

Duh, kenapa lagi sih, ini?

Jakarta, IDN Times - Sebuah video viral di media sosial menunjukkan seorang petugas kesehatan dipaksa warga untuk membuka alat pelindung diri (APD) yang ada di tubuhnya. Salah satu akun Instagram yang mengunggah video ini adalah akun @teluuur.

Menurut keterangan di video, kejadian tersebut terjadi di Malang, Jawa Timur.

"Astronot (petugas kesehatan) yang akan memakamkan jenazah terduga COVID dilucuti mantelnya, karena warga tidak percaya almarhum terkena corona," seperti dikutip dari akun tersebut, Kamis (27/8/2020).

1. Almarhum sempat dikatakan negatif tapi disebut positif di rumah sakit berbeda

Viral Video Nakes Dipaksa Buka APD oleh Warga di Malang, Ini FaktanyaViral APD tenaga kesehatan dilepas dan dibuang (Instagram/Teluuur)

Menurut video yang beredar, dijelaskan bahwa almarhum awalnya memeriksakan diri ke rumah sakit karena menderita diabetes sejak lama dan hasil tes COVID-19 disebut negatif.

Namun saat dirujuk ke rumah sakit lain, almarhum dinyatakan positif.

"Pihak keluarga kemudian meminta hasil lab namun pihak rumah sakit tidak bisa menunjukkan dan penjelasannya dianggap bertele-tele yang membuat warga tidak terima," tulis akun itu.

Baca Juga: Polisi Telusuri Dugaan Korupsi Hibah APD di Dinas Kesehatan Sulsel

2. Banyak yang tidak setuju, tapi tak sedikit yang mendukung aksi ini

Viral Video Nakes Dipaksa Buka APD oleh Warga di Malang, Ini FaktanyaSeorang warga melepas masker hingga jas petugas (Instagram/Teluuur)

Unggahan ini memancing beragam respons warganet yang melihatnya. Tak sedikit yang merasa kasihan dengan tenaga kesehatan yang dilucuti APD-nya saat bertugas. Salah seorang warganet @faxdy.9x, mengatakan bahwa pada tenaga kesehatan hanya mengikuti aturan yang ada.

"Kasian petugasnya. Dia hanya disuruh," kata dia.

Namun unggahan ini malah menjadi perdebatan karena tak sedikit yang setuju dengan perbuatan warga karena dianggap menipu status COVID-19 seseorang.

3. Penolakan jenazah di sejumlah daerah Indonesia

Viral Video Nakes Dipaksa Buka APD oleh Warga di Malang, Ini FaktanyaSeorang warga melepas masker hingga jas petugas (Instagram/Teluuur)

Kasus penolakan pemakaman jenazah dengan protokol COVID-19 memang kerap terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, ini bukanlah kali pertama. Pada April 2020 penolakan warga terhadap pemakaman jenazah pasien virus corona atau COVID-19 juga terjadi di Kabupaten Karawang.

Pemerintah Kabupaten Karawang akhirnya berinisiatif menyediakan lahan pemakaman khusus jenazah COVID-19. 

Selain itu, sejumlah warga Sekawul Timur, Ungaran Kabupaten Semarang juga menolak proses pemakaman jenazah perawat RSUP dr Kariadi. Penolakan itu terjadi saat jenazah tiba di lokasi pemakaman dan hendak dimasukkan ke liang lahat.

Sedangkan di Bandung, Jawa Barat kejadian serupa juga pernah terjadi. Warga Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang berstatus Pasien dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 meninggal dunia pada Kamis, 2 April 2020 pukul 11.55 WIB.

Pasien perempuan berusia 62 tahun ini meninggal dunia saat menjalankan perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan (RSCK) Padalarang.

Keluarga pasien mengalami hambatan saat prosesi pemakaman. Sejumlah warga di lingkungan kediaman pasien menolak jenazah diantar melintas permukiman warga untuk menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rancatiis. Akhirnya jenazah diantar lewat pematang sawah.

Baca Juga: Gubernur Sumut: Ziarah Gak Perlu APD, Sudah Gak Tembus itu COVID-19

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya