Wagub DKI: 200 Anak di Jakarta Pusat Jadi Yatim karena COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemprov DKI Jakarta mencatat sekitar 200 anak di Jakarta Pusat menjadi yatim. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan anak-anak tersebut kehilangan ayah karena meninggal dunia akibat COVID-19.
Data ini dikemukakan Riza saat menghadiri acara pemberian bantuan pada anak yatim di wilayah Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Kamis (19/8/2021).
"Kami menghadiri acara pemberian bantuan kepada 200 anak yatim yang ditinggal orang tuanya karena meninggal akibat COVID-19," tulis Riza di akun Instagramnya @arizapatria yang dikutip pada Jumat (20/8/2021).
1. Bakal carikan skema program bantuan bagi anak yatim
Riza mengungkapkan masih terus mendata keberadaan anak yatim akibat COVID-19. Pemprov DKI juga masih mencarikan skema bantuan bagi anak-anak tersebut.
"Kita sedang mendata berapa sebetulnya orang tua yang meninggalkan anak-anak menjadi anak yatim, mudah-mudahan nanti kita carikan program dan bantuan bagi anak-anak yang menjadi yatim atau yatim piatu, karena meninggal dengan COVID-19," kata dia dilansir melalui ANTARA, Jumat (20/8/2021).
Baca Juga: Puan: Pemerintah Harus Tanggung Jawab pada Anak Yatim Korban COVID-19
2. Berharap pihak lain turut bantu ekonomi anak-anak yatim piatu
Dia mengungkapkan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta masih melakukan pendataan jumlah anak yang orang tuanya meninggal karena COVID-19.
Selain itu, Riza berharap agar pihak lainnya bisa turut membantu perekonomian anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya karena pandemik COVID-19.
3. Vaksinasi COVID-19 melebihi target
Dalam kesempatan yang sama, dia juga mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan baik BUMD, BUMN, TNI-Polri hingga perusahaan-perusahaan yang turut andil dalam penanganan COVID-19. Salah satunya adalah vaksinasi.
"Kami berterima kasih kepada semua pihak yang selama ini membantu sehingga Jakarta sudah melampaui dari target 8,8 juta, sekarang sudah 9,2 juta lebih," kata Riza.
Baca Juga: Data Vaksinasi Campur, DKI Jakarta Diminta Ombudsman Fokus Warganya