Lima Warisan Ahok Saat Masih Memimpin Jakarta

Jejaknya hingga kini masih berbekas

Jakarta, IDN Times - Hari ini, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama genap berusia 52 tahun. Di usianya yang terus bertambah, pria asal Belitung Timur, Bangka Belitung harus menikmatinya dari balik jeruji besi rutan Mako Brimob. Ia sudah berada di balik jeruji besi sejak 8 Mei 2017 lalu. 

Ahok tercatat pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta pada periode 2014-2017. Selama tiga tahun menjabat, banyak warga yang memuji kinerjanya, karena banyak membangun fasilitas publik dan meningkatkan kesejahteraan warga DKI. 

Tapi gak sedikit pula yang mencaci Ahok, karena caranya bekerja dikenal menggunakan tangan besi. Ia banyak melakukan penggusuran di bantaran sungai atas nama penataan ibukota. Sementara, warga yang tergusur itu dipaksa untuk tinggal di rumah susun. 

Lalu, apa aja warisan dari kepemimpinan Ahok yang masih bisa kalian nikmati dan saksikan?

1. Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA)

Lima Warisan Ahok Saat Masih Memimpin JakartaANTARA FOTO/Aprilio Akbar

Terhitung sejak 2015 hingga pertengahan 2017, sebanyak 187 RPTRA telah dibangun oleh Ahok. Ruang publik tersebut dilengkapi fasilitas seperti lapangan olahraga, taman bermain dan perpustakaan.

"RPTRA merupakan fasilitas atau wadah untuk bersosialisasi. Berdasarkan hasil survei yang pernah dilakukan, kalau orang mau bahagia, maka harus lebih sering menikmati taman dan bersosialisasi," kata Ahok seperti dikutip dari Antara pada 1 Januari 2016 lalu.

2. Jembatan Simpang Susun Semanggi

Lima Warisan Ahok Saat Masih Memimpin JakartaANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Simpang Susun Semanggi sepanjang 1,8 km hanya membutuhkan waktu 1,5 tahun untuk pengerjaannya. Jembatan layang ini diresmikan oleh Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo tepat pada HUT RI tahun 2017 yang ke-72.

Biaya untuk membangun jembatan tersebut mencapai Rp 360 miliar. Tetapi, biayanya sedikit pun gak mengambil dari APBD DKI, melainkan diambil dari nilai kompensasi pengembang PT Mitra Panca Persada, anak perusahaan asal Jepang, Mori Building Company.

Simpang Susun Semanggi terbagi menjadi dua ruas. Ruas pertama untuk pengendara dari arah Slipi menuju Blok M dan ruas kedua dari arah Cawang menuju Bundaran HI.

3. Sistem electronic budgeting di Pemprov DKI

Lima Warisan Ahok Saat Masih Memimpin Jakartawordpress.com

Perkembangan teknologi yang pesat membuat hampir sebagian besar aspek kehidupan jadi serba digital. Ahok melihat peluang ini untuk menyusun perencanaan anggaran Pemprov DKI supaya lebih rapi dan transparan. Oleh karena itu, ia mengusulkan sistem e-budgeting untuk mengawasi dana APBD supaya tidak terjadi penyelewengan.

Agar gak ada cawe-cawe, Ahok sengaja mengeluarkan kebijakan pemberian password. Kata kunci itu dibuat agar mata anggaran gak diubah seenaknya dan hanya dipegang orang-orang tertentu.

"Yang pegang gembok Bappeda. Kami buka sistemnya bareng. Jadi, waktu dia input itu bareng, dikumpulkan semua di ruang Bappeda atau Balai Agung. Isi dulu semua. Lagipula, saya kan juga ngecek setiap malam," kata Ahok pada 25 April 2017 lalu.

Selain Bappeda, kata kunci itu dipegang oleh Badan Pengawas Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

4. Wisata Balai Kota

Lima Warisan Ahok Saat Masih Memimpin Jakartawww.twitter.com/@rappleridntimes

Selama masa pemerintahan Ahok, setiap akhir pekan Balai Kota dibuka untuk umum. Warga dibolehkan untuk masuk dan berkeliling di dalam salah satu gedung bersejarah di Jakarta tersebut.

Dengan adanya Wisata Balai Kota, warga Jakarta punya tempat baru untuk berkumpul, bercengkrama, sambil belajar sejarah kota Jakarta.

5. Penggusuran atas nama penataan kota

Lima Warisan Ahok Saat Masih Memimpin JakartaANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Satu lagi yang paling berbekas tentang Ahok: penggusuran. Waduk Pluit, Kampung Pulo, Bukit Duri, Kalijodo adalah sebagian nama yang menjadi lokasi penggusuran.

Kemudian warga yang menjadi korban penggusuran ditawarkan untuk pindah ke rumah susun (rusun) yang telah disediakan Pemerintah. Sebagian menerima, namun gak sedikit yang menolak dan berujung pada aksi unjuk rasa.

Topik:

Berita Terkini Lainnya