Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengungkap dua kesulitan yang dihadapi oleh TNI dalam upaya membebaskan pilot Susi Air. Salah satunya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menjadikan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens sebagai tameng hidup.
"Ketika TNI mau bergerak, dia (pilot Susi Air) diancam mau dibunuh, padahal kita juga harus menyelamatkan warga negara asing, sebagai negara yang beradab. Kita punya kewajiban melindungi WNA. Kalau kita sekedar menumpas (KKB) tidak sulit," ungkap Mahfud ketika berbicara di Paiton, Probolinggo dan dikutip pada Minggu (23/4/2023).
Kesulitan kedua, kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu, KKB menjadikan perempuan dan anak-anak sebagai tameng. "Jadi, KKB berteriak 'ayo serang kami', setelah itu yang muncul malah anak-anak dan perempuan," tutur dia.
Maka, Mahfud pun mengimbau publik untuk bersabar dan menanti upaya pembebasan Kapten Philip. Pemerintah sedang menyusun langkah-langkah yang tetap menjamin keamanan sandera dan masyarakat sipil yang tidak berdosa.
"Melindungi warga sipil adalah tugas negara. Tetapi, di satu sisi, kita tidak boleh diam dalam menghadapi pemberontak-pemberontak itu," katanya lagi.
Pernyataan itu merupakan respons Mahfud menanggapi gugurnya lima prajurit TNI dalam operasi pembebasan sandera pilot Susi Air. Jenazah kelima diketahui atas nama Pratu F.
Mereka sedang dalam misi mendekati lokasi pilot disandera. Bila upaya persuasif dengan dialog gagal, maka TNI siap untuk menyelamatkan sandera dengan operasi militer.
Lalu, apa evaluasi TNI usai empat prajurit gugur dalam operasi pada 15 April 2023 lalu?