IDN Times/Fariz Fardianto
Panjat pinang adalah perlombaan yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Perlombaan ini dulunya dikenal sebagai de Klimmast, yang memiliki arti ‘memanjat tiang’. Pada masa itu panjat pinang biasa diadakan setiap 31 Agustus untuk merayakan hari ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina.
Tidak hanya itu, masyarakat Belanda juga mengadakan lomba ini saat mereka memiliki acara penting seperti pernikahan, hajatan, dan lain-lain. Dulu para penjajah memasang batang pohon pinang yang telah dilumuri minyak atau oli di sebuah tanah lapang.
Bedanya pada masa itu hadiah yang diperebutkan adalah bahan pokok seperti beras, roti, gula, tepung, dan pakaian. Barang tersebut adalah sebuah kemewahan bagi masyarakat Indonesia yang saat itu hidup serba kekurangan.
Sementara masyarakat Indonesia bersusah payah memanjat dan meraih hadiah, orang-orang Belanda hanya menonton dari bawah. Mereka menganggap hal ini sebagai lelucon dan menertawakan ketika ada orang yang terjatuh.
Banyak orang menganggap bahwa panjat pinang hanya membawa kenangan buruk di masa penjajahan. Namun tidak sedikit yang menilai bahwa, panjat pinang diadakan untuk meneladani perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Selain itu, ada beberapa nilai yang bisa diambil yaitu kerja sama, semangat, dan pantang menyerah untuk meraih sesuatu.