7 Universitas Disebut Terpapar Radikalisme, Effendi : Indeksnya apa?

Ajak masyarakat kritis dengan temuan tersebut

Jakarta, IDN Times - Paham radikalisme dikabarkan telah masuk ke ranah universitas. Hal ini lantas menjadi perhatian publik.

Menyikapi hal tersebut, keluar pula deretan 7 universitas yang diduga terpapar paham radikalisme. Deretan nama universitas ini dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember menjadi tujuh universitas yang tertera namanya. Ketujuh universitas ini bahkan tergolong ke dalam Universitas Negeri terbaik di Indonesia.

1. Mempertanyakan indeks dalam menetapkan 7 Universitas  

7 Universitas Disebut Terpapar Radikalisme, Effendi : Indeksnya apa?IDN Times/Sukma Shakti

Effendi Gazali sebagai salah satu pengajar di FISIP UI dan juga visiting professor at Jeju National University mengajak masyarakat untuk kritis menanggapi hal ini. "Ini berbicara tentang dunia akademik," kata Effendi.

Effendi mengatakan saat membahas mengenai hal akademik yang tidak akan bisa dipisahkan adalah terkait metodologi. "Lalu muncul pertanyaan, indeksnya apa?" ungkapnya.

Baca juga: Densus 88 Geledah Gedung Fakultas Fisip Universitas Riau

Pertanyaan terkait indeks apa yang digunakan oleh BNPT dirasa Effendi akan menjadi jawab atas berbagai pertanyaan yang muncul. Mulai dari alasan penetapan sejumlah universitas sampai kecurigaan pihak-pihak tertentu karena beberapa universitas justru tidak tercantum namanya.

"Kalau ada indeksnya bisa melihat kenapa universitasnya masuk dan tidak," tuturnya. "Bahkan mungkin bisa dikategorikan zona hijau, kuning, atau merah," kata Effendi lagi.

2. Mempertanyakan waktu penetapan daftar universitas  

7 Universitas Disebut Terpapar Radikalisme, Effendi : Indeksnya apa?ANTARA FOTO/Rony Muharrman

"Kenapa sekarang keluarnya?" kata Effendi. Pertanyaan ini menurutnya harus juga menjadi perhatian pemerintah.

Beberapa pihak mengatakan muncul berbagai spekulasi terkait mengapa daftar ini diturunkan saat ini. Salah satu yang menjadi alasan adakah peristiwa bom Surabaya yang seolah menjadi serial bom karena terjadi berturut turut dalam waktu yang berdekatan.

"Pas bom bali 1 dan 2 kenapa tidak ada?" Kata Effendi memunculkan pertanyaan lain. "Kalau ada pemerintahan sedang memompa ideologi maka pemerintahan ada di suasana panik, galau atau situasi khusus," kata Effendi lagi.

3. Mempertanyakan kondisi Istana terkait radikalisme  

7 Universitas Disebut Terpapar Radikalisme, Effendi : Indeksnya apa?IDN Times/Margith Damanik

Effendi mengingatkan definisi radikalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Di dalamnya tertera bahwa radikalisme merupakan sesuatu yang amat mendasar serta keras menuntut undang-undang dan pemerintah.

Hal lain diutarakan Effendi adalah bahwa radikalisme juga sebenarnya termasuk memiliki unsur maju dalam pemikiran dan bertindak. Hal ini lantas dikaitkan oleh Effendi dengan mereka yang duduk di istana.

"Jangan-jangan mereka yang di istana terpapar radikalisme juga dalam melakukan tindakan-tindakan dan melontarkan iklim yang ditindaklanjuti oleh seluruh badan," kata Effendi. "Berpikir maju tapi melakukan rangkain kebijakan yang secara keras berbeda dengan pemerintah sebelumnya atau periode lalu," katanya lagi.

Baca juga: Tangkap Teroris di Unri, Polisi Temukan Buku Perjalanan Rahasia

Topik:

  • Sugeng Wahyudi

Berita Terkini Lainnya