Anak Korban Terorisme Surabaya Diserahkan ke Kementerian Sosial

Akan mendapat pembinaan dari Kemensos

Jakarta, IDN Times - Lebih kurang satu bulan yang lalu, teror bom menggoncang Surabaya. Tiga gereja dalam waktu yang berdekatan dibom oleh satu keluarga. Teror kemudian berlanjut dengan ledakan bom di Rusunawa yang juga dilakukan oleh satu keluarga. Bom ketiga meledak di Mapolrestabes Surabaya, lagi-lagi diledakkan satu keluarga.

Peristiwa ini membuat beberapa anak kehilangan orangtuanya yang menjadi pelaku bom. Hari ini (12/6) Kementerian Sosiak menerima anak-anak korban terorisme dan radikalisme yang berasal dari Jawa Timur tersebut.

1. 7 anak diserahkan ke kemensos untuk dibina  

Anak Korban Terorisme Surabaya Diserahkan ke Kementerian SosialIDN Times/Margith Juita Damanik

Tujuh orang anak yang dinyatakan sebagai korban dari terorisme dan radikalisme di Surabaya diserahkan ke Kementerian Sosial hari ini (12/6). Empat di antaranya berjenis kelamin perempuan, sedang tiga lainnya laki-laki.

Idrus Marham selaku Menteri Sosial menyambut anak-anak korban terorisme yang sore tadi mendarat di Bandar Udara Halim Perdana Kusuma. Ketujuh anak ini akan dibina oleh kemensos dengan serius.

Sebelum diantarkan ke tempat binaan, ketujuh anak ini sebelumnya mengadakan buka bersama dengan pihak Kementerian Sosial Republik Indonesia di ruang VIP Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. "Kita buka puasa. Duduk di bawah, menggambarkan ini sama," tutur Idrus.

2. Kemensos rahasiakan tempat binaan  

Anak Korban Terorisme Surabaya Diserahkan ke Kementerian SosialIDN Times/Margith Juita Damanik

Kementerian Sosial secara sengaja tidak memberitahukan di mana anak-anak korban terorisme ini akan dibina. Tujuannya menurut Idrus demi keamanan dan keselamatan anak-anak korban terorisme.

"Demi kepentingan bersama dan keamanan, maaf tidak sampaikan (lokasi pembinaan) karena tentu secara psikososial, kemanan, dan lain-lain masih perlu dilindungi, dijaga, maaf gak bisa disampaikan," tutur Idrus kepada wartawan.

Namun Idrus meyakinkan bahwa Kementerian Sosial telah menyiapkan tempat terbaik bagi anak-anak tersebut dan akan secara serius menangani anak-anak korban terorisme ini. "Tempat baik, layak, 1-3 hari kami akan lakukan pendampingan, kami punya keyakinan mereka bisa tinggal di tempat yang disediakan dengan baik," kata Idrus.

3. Bekerjasama dengan kementerian terkait  

Anak Korban Terorisme Surabaya Diserahkan ke Kementerian SosialIDN Times/Margith Juita Damanik

Idrus menyatakan Kementerian Sosial tidak berkerja sendiri dalam menangani anak-anak korban terorisme ini. Kementerian Sosial akan bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya.

"Tahap awal Kemensos akan berikan satu perlindungan, pendampingan, utamanya bagaimana kembalikan kepercayaan diri dan mengikis kemungkinan paham-paham radikalisme yang bisa dari ajaran orangtua dan harus dibersihkan dari paham radikalisme," kata Idrus. "Memang perlu waktu."

Selanjutnya Kementerian Sosial akan dibantu oleh Lembaga Perlindungan Anak Indonesia yang diketuai Kak Seto untuk memberikan edukasi dan hiburan bagi anak-anak korban terorisme. Evaluasi-evaluasi juga akan diadakan bersama denga kementerian terkait lainnya.

4. Tidak ditetapkan berapa lama anak akan dibina  

Anak Korban Terorisme Surabaya Diserahkan ke Kementerian SosialIDN Times/Margith Juita Damanik

Kementerian Sosial tidak menentukan target berapa lama anak-anak tersebut akan dibina. "Akan dilihat perkembangannya," kata Idrus. Pembinaan anak-anak korban terorisme akan terlus dilihat perkembangannya dan dievaluasi secara rutin.

Persoalan yang dihadapi oleh anak-anak korban terorisme ini menurut Idrus adalah persoalan kejiwaan. Juga menyangkut ideologi. Sehingga tidak bisa ditentukan berapa lama waktu yang diperlukan untuk membina anak-anak tersebut.

"Ini agak fleksibilitas dalam menangani masalah ini. Karena menyangkut masalah ideologi dan menyangkut masalah pemahaman. Paham-paham keagamaan. Yang betul-betul harus serius mengahadapinya," kata Idrus.

5. Anak bukan pelaku namun korban  

Anak Korban Terorisme Surabaya Diserahkan ke Kementerian SosialIDN Times/Margith Juita Damanik

Idrus menekankan anak-anak yang diserahkan oleh Kementerian Sosial dikategorikan sebagai korban terorisme. Meskipun anak tersebut merupakan anak dari pelaku terorisme atau bahkan turut serta dalam aksi terorisme yang dilakukan oleh orangtuanya.

"Sesuai undang-undang, mereka memikiki hak yang sama dengan anak bangsa lain. Perlu dibina, hak hidup, tumbuh kembang dan peroleh pendidikan dan harus dipelihara dan diperhatikan negara," tutur Idrus. Ia juga menyampaikan pesan Presiden Jokowi bahwa pembinaan terhadap anak bangsa yang terdampak konflik sosial harus dilakukan kepada seluruh anak tanpa diskriminasi apapun.

"Kita kategorikan ini korban jaringan teroris. Korban pemahaman jaringan radikalisme. Mereka 8 tahun, 9 tahun tidak tahu apa-apa," tutur Idrus lagi. Idrus juga optimistis anak-anak akan mampu dibina dengan baik dan bersih dari paham radikalisme dan hal-hal terkait terorisme.

Baca Juga: Setengah Juta Pemudik Tinggalkan Pulau Jawa

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya