Belajar Tatap Muka Bikin Klaster Baru, Ini Klarifikasi Kemendikbud

Pembukaan sekolah di zona hijau dan kuning ciptakan klaster?

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumeri menyampaikan klarifikasi terkait dengan kekhawatiran timbulnya klaster COVID-19 baru di satuan pendidikan setelah para siswa kembali bersekolah tatap muka.

Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri telah mengizinkan sekolah yang berada di zona hijau dan kuning mengadakan pembelajaran tatap muka.

"Informasi yang terjadi tumbuhnya atau timbulnya klaster baru di dunia pendidikan akibat SKB empat menteri, relaksasi SKB empat menteri sebenarnya tidak tepat," kata Jumeri dalam Bincang Sore Kemendikbud yang disiarkan lewat kanal YouTube Kemendikbud RI pada Kamis (13/8/2020).

1. Kemendikbud klariifkasi kasus klaster baru di Papua

Belajar Tatap Muka Bikin Klaster Baru, Ini Klarifikasi KemendikbudIlustrasi anak-anak (IDN Times/Dwifantya Aquina)

Sebelumnya diberitakan, ada 289 peserta didik di Papua yang dilaporkan terpapar COVID-19 setelah kembali bersekolah tatap muka. "Ini rupanya perlu kita luruskan bahwa kejadian di Papua ini itu bukan terjadi pada bulan Agustus tetapi itu akumulasi dari bulan Maret sampai dengan Agustus," kata Jumeri.

Dia menyampaikan, peserta didik tersebut tidak terpapar di satuan pendidikan namun dalam keseharian di tengah masyarakat. "Dan itu pun terjadi sebelum proses pembukaan ini. Jadi itu terjadi dalam kehidupannya di masyarakat karena tertular orang tuanya dan lingkungannya dan sebagainya," kata Jumeri lagi.

Baca Juga: Sekolah Dibuka, 289 Anak di Papua Positif COVID-19

2. Kemendikbud: Belajar dari kasus di Pontianak

Belajar Tatap Muka Bikin Klaster Baru, Ini Klarifikasi KemendikbudDirjen PAUD Dasmen Kemendikbud, Jumeri (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Pelajaran baik, menurut Kemendikbud, dapat dicontoh dari kasus yang terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat. Di wilayah tersebut, diinformasikan ada 14 peserta didik dan delapan guru yang dinyatakan reaktif COVID-19. "Ini Gubernur Kalimantan Barat melakukan swab test terhadap bapak ibu guru dan random test terhadap peserta didik hasilnya adalah 14 peserta didik kreatif dan delapan guru reaktif," kata Jumeri.

Proses ini terjadi dalam situasi persiapan pembukaan pembelajaran tatap muka, sebelum sekolah mulai beroperasi. "Setelah diketahui ada siswa maupun peserta didik yang reaktif, maka pembukaan tatap muka di Pontianak ditunda sehingga belum sempat dibuka," kata Jumeri. Menurutnya, informasi ini sudah dikonfirmasi Kemendikbud kepada dinas terkait.

Menurut Jumeri, itu dapat menjadi contoh baik di mana pemerintah daerah berinisiatif untuk mengalokasikan anggaran untuk bisa melakukan tes kepada guru dan peserta didik, sebelum layanan pembelajaran tatap muka diizinkan untuk dilakukan.

3. Lebih dari 7.000 sekolah masih belajar dari rumah

Belajar Tatap Muka Bikin Klaster Baru, Ini Klarifikasi KemendikbudIlustrasi belajar dari rumah (Istimewa)

Kemendikbud mencatat ada 7.002 sekolah yang masih melakukan pembelajaran jarak jauh hingga saat ini. Tercatat ada 1.410 sekolah yang telah melakukan pembelajaran tatap muka berdasarkan data laporan yang masuk ke Kemendikbud hingga hari ini, Kamis (13/8/2020).

"Mudah-mudahan ini memperjelas bahwa ternyata dari yang sudah diberi kesempatan saja tidak semuanya langsung membuka serentak dan mereka tetap memperhatikan ketentuan pada SKB 4 Menteri," kata Jumeri.

"Yaitu mengajukan izin kepada Dinas Pendidikan setempat dan Dinas Pendidikan akan memverifikasi untuk memastikan apakah sekolah itu siap atau tidak menggelar pembelajaran tatap muka," sambung dia.

Baca Juga: COVID-19 Masih Merajalela, Jatim Uji Coba Sekolah Tatap Muka

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya