Sore-Sore Berkah: Belajar Sambut Ramadan dari Nabi, Lakukan 3 Hal Ini

Berbagi nasehat, bersihkan hati, set your goals!

Jakarta, IDN Times – Puasa hari pertama berjalan, Ustaz Hanan Attaki menyapa dalam program Sore-Sore Berkah yang ditayangkan di kanal YouTube IDN Times pada Jumat (24/4). Di episode pertama ini, Ustaz Hanan Attaki berbagi tentang cara menyambut Lebaran dengan belajar dari Nabi.

“Kan mumpung kita di hari pertama nih, kita ingin pertemuan pertama kita sama ramadan itu jadi ke first impression kita itu amazing,” kata Ustaz Hanan Attaki. Ada tiga hal yang bisa dipersiapkan untuk menyambut Ramadan dengan berkaca dari ajaran Nabi, lho.

Uniknya, ketiganya masih bisa kamu terapkan sampai saat ini.

Pertama adalah budaya tawashi’, sharing nasihat bahkan bisa lewat media sosial sekarang

Di zaman nabi, menurut Ustaz Hanan Attaki ada yang namanya budaya tawashi’.

“Apa itu tawashi’? Saling memberi nasihat, jadi di hari terakhir bulan sya'ban sebelum masuk Ramadan, Nabi itu menyampaikan nasihat kepada para sahabat supaya keimanan mereka itu naik jadi kayak di-charging imannya,” kata Ustaz Hanan.

Nah, kalau yang bukan ustaz atau penceramah, bagaimana menjalankan tawashi’? Mudah saja ternyata.

“Tinggal kita repost, tinggal kita broadcast, minimal kita mention atau tag satu akun yang di dalamnya sudah ada nasihat-nasihat termasuk program ini (Sore-Sore Berkah) bagian dari tawashi’,” kata Ustaz Hanan.

Jadi, tidak perlu memberi nasihat “sok-sok” menjadi ustaz dan malah bikin ilfill orang, tingga repost, kita bisa sambut Ramadan juga dengan menjalankan budaya yang diajarkan nabi.

Budaya kedua adalah budaya tazkiyatun nafs, budaya bersih-bersih, termasuk bersihkan diri.

Budaya satu ini gak kalah menarik. Budaya tazkiyatun nafs, bersih-bersih. Tak jarang di Indonesia kita melihat suasana jelang Ramadan dimanfaatkan untuk menerapkan budaya ini. Mulai dari bersih-bersih rumah sampai memasang dekorasi bernuansa Lebaran.

Budaya ini tidak hanya dilakukan di Tanah Air, lho. Ustaz Hanan becerita, ketika berkuliah di Mesir, jelang Ramadan di tiap jalan akan dipasangi lampu-lampu khusus Ramadan.

  “Ramadan juga ada budaya kayak pasang pasang lampu, pernak-pernik, aksesoris, segala macam itu budaya bersih-bersih secara dzahir,” kata dia.

Tak kalah penting menurut ustaz Hanan adalah bersih-bersih hati.

“Karena Ramadan itu ibadah dan ibadah itu modalnya bukan fisik, lho,” kata Ustaz Hanan. Bagaimana cara membersihkannya? Dengan memperbanyak istighfar, banyakin minta ampun kepada Allah dan banyakin tobat.

Terakhir, budaya mempersiapkan target taqwa, set your goals, guys!

Budaya ketiga yang diajarkan di zaman nabi adalah budaya untuk mempersiapkan beberapa target taqwa. Lewat budaya ini, kita diajarkan untuk membuat target atau goals di Ramadan kali ini.

Goals-nya gak perlu yang muluk-muluk, lho.

“Kita bagi saja, oh tahun ini saya pengen punya goals bulan Ramadan salat di masjid, berarti kita dawamin, kita istiqomah kalau Ramadan kali ini gak boleh tinggal salat di masjid,” kata Ustaz Hanan.

Apa pun goals-nya, menurut Ustaz Hanan yang penting adalah niat dan usaha kita untuk menerapkannya agar ada target tersendiri menjalani Ramadan tahun ini.

Set your goals, guys!

https://www.youtube.com/embed/I-C0EcmrHKw

Baca Juga: 5 Sajian Menu Ramadan Supaya Tetap Sehat dan Puasa Lancar

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria
  • Hidayat Taufik

Berita Terkini Lainnya