Kebijakan Kota Kendari Antisipasi Dinamika Harga Produk Petani Lokal

Anjurkan seluruh pegawai ASN membeli beras Bulog

Jakarta, IDN Times - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi, sudah jauh hari mengantisipasi adanya dinamika harga produk petani lokal. Pasalnya, lewat inisiasi Dinas Peternakan dan Tanaman Pangan Provinsi Sultra, Ali memberikan kebijakan dengan surat edaran untuk membeli produk pangan lokal dan pangan olahan Kota Kendari. 

Gubernur Ali pun meminta seluruh pegawai ASN membeli beras Bulog. Ini menjadi salah satu solusi supaya beras di gudang Bulog bisa keluar dan bisa menyerap gabah petani lagi.

“Kebijakan ini ditujukan kepada seluruh ASN Kota Kendari dengan jumlah 6.397 pegawai membeli 10 kg tiap bulan. Jadi, dalam satu bulan kami dapat memutar beras sampai 60 ton/bulan,” ujar Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Sultra, Abdul Salam Hidayatulah melalui keterangan resminya, Senin (12/7/2021).

1. Kota Kendari memiliki potensi persawahan yang bagus

Kebijakan Kota Kendari Antisipasi Dinamika Harga Produk Petani LokalIlustrasi petani menanam padi di area persawahan. ANTARA FOTO/Arnas Padda

Meskipun tidak terlalu luas, Kota Kendari memiliki banyak potensi persawahan yang bagus. Contohnya di kawasan pertanian Amohalo di Kecamatan Baruga bisa melakukan panen tiga kali dalam setahun. 

“Berdasarkan peta yang kami rilis tahun 2020, potensi pengembangan lahan sawah di Kecamatan Baruga terdapat 1.000 ha. Ini dalam kota loh,” sebut Abdul Salam. 

Sementara itu, potensi lahan secara keseluruhan, termasuk hortikultura lahan tegalan, mencapai 17 ribu hektare (ha).  

Baca Juga: Agro Jabar Pastikan Serap Produk Hasil para Petani Milenial

2. Kota Kendari diharapkan mendukung ketahanan pangan

Kebijakan Kota Kendari Antisipasi Dinamika Harga Produk Petani LokalIDN Times/Andra Adyatama

Abdul Salam berharap Kota Kendari dapat mendukung ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani. 

“Rata-rata provitasnya sendiri baru bisa mencapai 3,5-4 ton/ha, hasil tersebut karena terkendala dalam air, selanjutnya kami akan menata lagi sistem irigasinya. Karena kami ingin menjadikan Kota Kendari sebagai ikon kota yang memiliki lahan pertanian yang cukup luas serta menghasilkan tanaman pangan melimpah yang dikembangkan dalam kota. Petani kami biasanya menanam 3 jenis varietas terdiri dari inpari 33, mekongga, dan ciherang,” tandas Abdul Salam.

3. Kementan mulai menggerakkan daerah untuk menyerap gabah petani

Kebijakan Kota Kendari Antisipasi Dinamika Harga Produk Petani LokalDirektur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi. (Dok. Istimewa)

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi saat diwawancara terpisah memberikan apresiasi atas langkah Sultra untuk mengatasi dinamika harga. Saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) mulai menggerakkan daerah untuk menyerap gabah petani di tengah adanya dinamika harga panen.

Untuk itu, menurut Suwandi perlu adanya penyiapan early warning sistem potensi panen. Gerakan brigade panen perlu dilakukan bersama kostraling, Perpadi, Dinas Pertanian dan supporting dari Himbara untuk serap gabah. 

“Kita koordinasi dengan Bulog, lakukan upaya mekanisasi di wilayah hujan dengan dryer sehingga harga tidak terlalu jatuh. Siapkan alat penggilingan yang bagus. Kemudian sesuai 3 cara bertindak dari program Pak Menteri Syahrul Yasin Limpo, siapkan juga untuk membangun lumbung pangan,” pungkasnya. (WEB)

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya