Antisipasi El Nino, Kementan Gencarkan Sosialisasi AUTP

Petani akan merasa aman untuk berproduksi

Jakarta, IDN Times – Sosialisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) akan digencarkan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengantisipasi terjadinya El Nino yang diperkirakan datang pada Agustus mendatang. Pada tahun 2023, Kementan menargetkan AUTP seluas 652.778 hektare (ha).

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebut, dengan ikut asuransi pertanian petani akan merasa aman untuk berproduksi. 

"Kita tidak ingin jika terkena bencana seperti banjir, kekeringan, atau serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menyebabkan petani rugi," kata Mentan SYL melalui keterangan resminya, Selasa (2/5/2023).

1. Waktu pendaftaran dilakukan sebelum tanam dan maksimal umur tanaman 30 hari setelah tanam

Antisipasi El Nino, Kementan Gencarkan Sosialisasi AUTPAsuransi Usaha Tani Padi (AUTP). (Dok. Kementan)

Setelah bergabung dalam sebuah kelompok tani atau gabungan kelompok tani, serta memahami manfaat jaminan kerugian yang didapat dari program asuransi pertanian, maka petani bisa segera mendaftarkan diri. Waktu pendaftaran dilakukan sebelum tanam dan maksimal umur tanaman 30 hari setelah tanam.

"Untuk mendaftar sebagai peserta AUTP, petani akan difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), kemudian direkapitulasi oleh petugas UPTD dan disampaikan kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk menjadi dasar keputusan penetapan Daftar Peserta Definitif (DPD)," terang Mentan SYL.

Baca Juga: Januari-Maret Alami Banjir 2.952 Ha, Lampung Didorong Gencarkan AUTP

2. Realisasi AUTP tiap tahun cenderung meningkat

Antisipasi El Nino, Kementan Gencarkan Sosialisasi AUTPDirektur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil (Dok. Ditjen PSP)

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, mengatakan bahwa realisasi AUTP tiap tahun cenderung meningkat. Tahun 2018, target 1 juta ha terealisasi 806.199 ha (80,6 persen). 

Tahun 2019, target tetap sama 1 juta ha, realisasi yang tercapai 971.218,76 ha atau 97 persen dari target. Adapun tahun 2020 realisasi yang tercapai 1.000.001 ha atau 100 persen dari target.

"Kecilnya realisasi pada tahun 2021 dan 2022 karena adanya pandemik COVID-19. Tahun 2021, realisasi yang tercapai 400.000 ha. Tahun 2022 realisasi yang tercapai 353.258 ha," jelas Ali Jamil.

3. AUTP upaya Kementan untuk melindungi usaha tani

Antisipasi El Nino, Kementan Gencarkan Sosialisasi AUTPIlustrasi sawah pertanian (Dok. Kementan)

Program AUTP ini hanya mewajibkan petani membayar Rp36 ribu per hektare per musim tanam, sedangkan sisanya atau sebesar Rp144 ribu, ditanggung pemerintah. Bila terjadi gagal panen akibat serangan OPT, kekeringan, dan banjir, petani bisa mendapatkan ganti rugi sebesar Rp6 juta per ha.

"Preminya murah karena dapat subsidi dari pemerintah, jadi hanya Rp36 ribu per hektare per musim tanam dari aslinya Rp180 ribu per hektare per musim tanam. Sayang sekali kalau petani tidak ikut. Karena jika mereka gagal panen, kan ada uang yang akan cair sebesar Rp6 juta per hektare. Ini kan sangat membantu petani," kata Ali Jamil.

Adanya tren positif peserta AUTP, menurutnya, karena pelaksanaan asuransi pertanian yang bekerja sama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) ini memberikan berbagai keuntungan bagi petani/peternak. Bukan hanya nilai premi yang dibayarkan petani cukup murah, tapi juga memberikan ketenangan dalam berusaha.

Seperti diketahui, AUTP merupakan upaya Kementerian Pertanian untuk melindungi usaha tani agar petani masih bisa melanjutkan usahanya ketika terkena bencana banjir, kekeringan atau serangan OPT. (WEB)

Baca Juga: Iklim Sulit Ditebak, Kementan Imbau Petani Banten Ikut AUTP

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya